Minggu, 31 Mei 2015

APAKAH HILAL SELURUH NEGARA KAMU MUSLIMIN ITU CUKUP SATU ? (FAEDAH TAMBAHAN 0D0H 257 )



APAKAH HILAL SELURUH NEGARA KAMU MUSLIMIN ITU CUKUP SATU ?
(FAEDAH TAMBAHAN 0D0H 257 ) 

Ulama berbeda pendapat mengenai “ Terlihatnya hilal pada satu negara  apakah semua orang diseluruh dunia wajib berpuasa atau tidak ?

1.     Yang mashur dari Imam Ahmad dan para pengikutnya serta Abu Hanifah  menyatakan wajib puasa bagi seluruh kaum muslimin ( seluruh dunia pent. )  Karena bulan ramadhan telah masuk dan tetap hukum-hukumnya maka wajib berpuasa.

2.     Sebagian ulama lain mengatakan tidak wajib karena masing masing  Negara  ada waktu hilalnya sendiri-sendiri, ini pendapat madzab AL Qashim bin Muhammad , salim bin Abdullah dan ishaq . hal ini berdasarkan dalil riwayat kuraib yang mengatakan :
قال قدمت الشام، واستهل رمضان وأنا بالشام، فرأينا الهلال ليلة الجمعة.
ثم قدمت المدينة في آخر الشهر. فسألني ابن عباس، ثم ذكر الهلال فقال: متى رأيتم الهلال؟ فأخبرته.
فقال: لكنا رأيناه ليلة السبت، فلا نزال نصوم حتى نكمل ثلاثين أو نراه.
فقلت: ألا تكتفي برؤية معاوية وصيامه؟.
فقال: لا. "هكذا أمرنا رسول صلى الله عليه وسلم" رواه مسلم

Saya tiba di syam telah Nampak hilal Ramadhan ketika saya disana, kami melihat hilal pada malam jum’at , kemudian saya datang kemadinah pada akhir bulan lalu Ibnu Abbas -radhiyallahu anhu-  bertanya kepada saya kemudian menyebutkan tentang hilal, “ kapan kalian melihat hilal ? maka aku memberitahukannya “ ( dimalam jum’at ) , kemudian beliau berkata “ akan tetapi kami melihatnya dimalam sabtu, maka kami akan berpuasa terus sampai sempurna tiga puluh hari atau kami ,melihat hilal ( hari raya) maka aku katakan: “ apakah tidak cukup dengan hilal Mu’awiyyah dan puasanya ? Ibnu Abbas menjawab : tidak , karena Rasulullah memerintahkan kami demikian ( Hr. Muslim )

Dan Imam syafi’i dalam pendapatnya yang mashur  memberikan perincian sebagai berikut :  Apabila matlaqnya ( posisi terbitnya ) berbeda maka masing-masing kaum menurut matlaqnya sendiri-sendiri apabila sama matlaqnya maka hukumnya satu dalam berpuasa dan berhari raya, dan pendapat ini didukung oleh Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah

Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab Bin Marakisyi dalam kitabnya “ Al Adzbuz Zulal fi mabaahist Ru’yatul Hilal berkata :”apabila jarak antara dua Negara kurang dari 2226 Km, maka hilalnya satu, sedangkan kalau jaraknya antara kedua Negara lebih dari itu maka berbeda hilalnya. 

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pendapat yang kuat sepanjang pengetahuan ( penulis  odoh pent.) dan telah di jelaskan di kajian-kajian Asatidzah yg selama ini diikuti “ setiap Negara memiliki matlaq ( terbitnys hilal ) sendiri – sendiri berdasrkan hadist diatas dan perputaran serta perbedaan waktu antara negara satu dengan yang lainnya , wallahu a’lam bishowab . 

Dinukil dari kitab taisirul ‘alam , karya Syeikh Abdullah bin abdirrahman Alu bassam , kitab puasa hadist no 175 hal 304-305  cet. Maktabah Rasyid Riyadh KSA.