Kamis, 13 November 2014

Ibadah Karena CInta

Wahai Yg beribadah hanya Karena Cinta  Dunia & Tahta

اتصلت فتاة تروي لاحد الشيوخ عن مشكلتها .. قالت لـه :

Salah seorang gadis mengadu kpd Salah seorang Syeikh, dia berkata :

انا احب ابن عمي جدا ومكثت 4 سنوات اصوم و اصلي واجتهد في العبادة

Aku jatuh cinta kpd anak pamanku, demi cinta Aku berpuasa , shalat Dan beribadah dgn sungguh2 selama 4 th.

وادعي الله في صلاتي ان يأتي لخطبتي الى ان سمعت من أبي انه قد خطب غيـري .. !!

Dan dalam setiap shalatku Aku berdo'a kpd Allah, agar dia segera meminangku , namun kemudian Aku mendengar dari ayahku ternyata dia telah meminang gadis yg lain!!

فتركت الصلاه و الصيام وكرهت حالتي ووضعي والنـاس حولي

Maka sejak itu Aku tidak mau shalat, puasa Dan Aku benci dgn keadaan yg Aku alami Dan Aku tdk perduli terhadap orang lain disekitarku.

واريدك يا شيخ ان تقول لـي حلاً اغيـر به نفسي

Krn itu wahai syeikh dalam kondisi seperti ini, tolong nasehati Aku Dan berilah solusi jalan keluarnya !? ..

فرد عليهــا الشيخ رداً صغيـر لكنه قوي المعاني قال لها الشيــخ :

Maka Syeikh menjawabnya dgn pertanyaan sederhana Akan tetapi sungguh menghujam maknanya , berkata Syeikh kepadanya :

افتحي القران على سورة الحج آيه ( 11 ) ستجديــن حل لمشكلتك !!

Tolong buka Al qur'an surat Al Hajj ayat ; 11 maka engkau Akan dapati solusi Dan jalan keluar dari masalahmu.

الآيه تقـول :
[ ومِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى ( حَرْفٍ ) فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ ]

Dan diantara manusia ada yg beribadah kpd Allah dgn Berada di tepi ( dgn syarat) * jika dia memperolah kebajikan tetaplah ia dalam keadaan seperti itu, Dan jika dia tertimpa suatu bencana maka dia berbalik kebelakang ( tdk mau beribadah lagi) maka rugilah ia di dunia Dan akherat , yg demikian itu adalah kerugian yg nyata

" حَــرْف " تعنـــي : شـــرط 
اي عباده الله الى ان يتم تحقيق امنيـــة

( maksudnya tepi dlm ayat diatas adalah : dgn syarat ) maknan dia mau beribadah kpd Allah dgn syarat
Hikmah :
اسأل نفسك سؤال ولا تكتب اجابـــه :

Aku bertanya kepadamu dgn satu pertanyaan Dan tidak perlu Kau tulis jawabannya ( tapi renungkanlah )..

كم مره عبدت الله على " حــرف " شرط ..؟؟؟

Betapa seringkah kita beribadah kpd Allah tapi dengan syarat ?? ..
Apakah kita juga seperti itu ????

اللهم اجعل ماتحب هو كل مانحب واكتب لنا فعل ماتحب فحبك غاية مانحب

Ya Allah jadikanlah apa2 yg Engkau cintai merupakan Hal yg kami cintai Dan jadikanlah kami orang2 yg mengamalkan Hal-Hal yg Engkau cintai krn kecintaan-MU merupakan puncak setiap cinta kami

Dr status berbahasa Arab :
عمر ابن الخطاب
& ; السلف اليوم

Sulaiman Abu Syeikha

Senin, 27 Oktober 2014

ODOH (174) Disukai Mengosok Gigi Ketika Bangun tidur

One Day One Hadist (174)
Disukai Mengosok Gigi Ketika Bangun tidur 


عن حُذَيْفَةَ بْن الْيَمانِ قَالَ: كَان رَسُول الله صلى الله عليه وسلم إِذا قَامَ من الليل يَشُوصُ فاه بِالسوَاكِ.

Dari Hudaifah Bin Yaman Adalah Rasulullah Apabila bangun dari tidur malam, beliau mengosok giginya dengan siwak ( HR. Bukhari,(234,840) idem : Muslim (374,375) Abu Dawud (50,1116,1128) Nasai (2,1603-1606) Ibnu majah (282))

Faedah Hadist :

1. Termasuk kecintaan Rasulullah kpd kebersihan dan bencinya terhadap bau yg tidak enak.

2. Disyariatkan bersiwak (mengosok gigi) ketika bangun tidur, krn tidur menyebabkan mulut bau tidak sedap, sedangkan siwak / sikat gigi merupakan salah satu alat pembersih, krn itu disunnahkan bersiwak.

3. Dianjurkan bersiwak /mengosok gigi ketika bau mulut sudah berubah tidak enak, berdasarkan makna hadist diatas.

4. Disyariatkannya menjaga kebersihan secara umum, krn kebersihan itu termasuk sunnah Nabi dan adab yang mulia

والله أعلم بالصواب

Dari kitab :
"Taisirul 'Alam syarah 'Umdatul Ahkam Bab Siwak Hadist No 18, Jld : 1 Hal : 39-40, Cet. Matabah Ar Rusdi 1420 H, Riyadh KSA )
Sulaiman Abu Syeikha : 2837AECC
----------
" Mewakili yayasan Ibnu Umar kami ucapkan

شكرا وجزاك الله خيرا كَـثِـيْرًأ

Kepada para donatur yg telah menginfaqkan hartanya utk pembangunan pesantren ibnu umar pamulang, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ masjid sudah selesai dilanjutkan dgn pembangunan toilet / fasilitas masjid .

Bagi yg ingin ikut andil dalam pembangunan pesantren silahkan menyalurkan infaqnya ke rekening Yayasan Ibnu Umar. Sbb :

1. BSM a/n Yayasan Ibnu Umar
No rek : 7032370327 ( Bank Syari'ah Mandiri ) Cabpem. BSD Pasar Modern

2. Mandiri a/n Yayasan IBNU UMAR
No rek : 1640001114422. Bank Mandiri Cabpem : Ciputat

3. BNI Syariah a/n Yayasan IBNU UMAR no rek : 0285448082
Cabpem : Ciputat

4. BCA a/n Yayasan IBNU UMAR
Norek : 0678074848
Cabpem . Ciputat

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

ODOH (173) Sunnahnya Bersiwak (Menyikat Gigi)

(One Day One Hadist (173)
Sunnahnya Bersiwak (Menyikat Gigi) 


عن أبِي هريرة رَضِي الله عَنْهُ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أمتي لأمَـرْتُهُمْ بِالسَّـوَا كِ مَعَ كُلِّ وُضـوءٍ عِنْدَ كُل صَلاةٍ " متفق عليه.

Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu , Dari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda :" seandainya tidak memberatkan umatku sungguh aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap Shalat ( Muttafaqun 'alaihi )

Faedah Hadist :

1. Hadist ini mengandung kesempurnaan nasehat Rasulullah dan cintanya beliau kepada kebaikan utk umatnya dan khwatirnya beliau kpd mereka .

2. Disunnahkannya bersiwah / gosok gigi dan keutamaannya hampir menyamai pahala ibadah wajib .

3. Disyariatkannya bersiwak ketika akan shalat sanggat ditekankan, krn itu Ibnu Daqiqul 'ied menyatakan " rahasia permasalahan ini adalah :

*A perintah utk beramal sebaik mungkin tatkala beribadah kepada Allah ,yaitu dalam keadaan yg semppurnaa dan bersih utk menampakkan kemulian ibadah tsb.

*B. Dan dikatakan permasalahan ini berkaitan dgn malaikat, krn malaikat merasa terganggu dengan bau yang tidak enak .
Dan hal ini dikuatkan oleh imam as shan'ani dengan membawakan hadist dari jabir:

 مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْمُنْتِنَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسُ"

Barangsiapa makan dari tanaman yang berbau tidak sedap ini, maka hendaklah ia tidak mendekati masjid kami, karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan apa yang mengganggu manusia." (HR. Muslim)
(Nb : makan bawang saja krn bau tidak boleh deket2 dengan masjid maka bagaimana dengan orang yg merokok yg baunya lebih menyengat pent.)

4. Keutamaan wudhu dan shalat jika sebelumnya bersiwak terlebih dahulu.

5. Sesungguhnya yg menghalangi Rasulullah yg mewajibkan bersiwak adalah rasa khawatir akan memberatkan umatnya.

6. Sesungguhnya syari'at ini indah dan memudahkan bukan menyusahkan dan tidak ada kesulitan didalamnya.

7. Menolak kerusakan / kehancuran itu didahulukan dari pada mengambil manfaat / kebaikan.

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab Siwak hadist ke 17 hal : 38-39 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)


(Sulaiman Abu Syeikha)

semoga bermanfaat
 
أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

ODOH 9172) Tidak Hati-Hati Dari Najis Menyebabkan Siksa Kubur

One Day One Hadist (172)
Tidak Hati-Hati Dari Najis Menyebabkan Siksa Kubur 


٢٠٩ - حَدَّثَنَا عُثْمَانُ قَالَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِي قُبُورِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى كَانَ أَحَدُهُمَا لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ وَكَانَ الْآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ دَعَا بِجَرِيدَةٍ فَكَسَرَهَا كِسْرَتَيْنِ فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَا كِسْرَةً فَقِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا أَوْ إِلَى أَنْ يَيْبَسَا

-Telah menceritakan kepada kami 'Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Mujahid dari Ibnu 'Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati perkebunan penduduk Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa dalam kumur mereka. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun berkata: "Keduanya sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan dosa besar." Lalu beliau menerangkan: "Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing, sementara yang satunya lagi disiksa karena suka mengadu domba." Beliau kemudian minta diambilkan sebatang dahan kurma yang masih basah, beliau lalu membelah menjadi dua bagian, kemudian beliau menancapkan setiap bagian pada dua kuburan tersebut. Maka beliau pun ditanya, "Kenapa Tuan melakukan ini?" Beliau menjawab: "Mudah-mudahan siksanya diringankan selama dahan itu masih basah." ( HR.Bukhari (209, 1273,1289, 5592, 5595) idem : Muslim (439) Abu Dawud (19), Tirmidzi (65) Nasai (2041, 2042) Ibnu Majah (341,343) Ahmad (1877))

Makna & Faedah Hadist :

1. Penetapan adanya azab kubur, sebagaimana yang telah banyak diriwayatkan dalam hadist dan ini pendapat jumhur ulama’.

2. Tidak membersihkan diri dar perkara najis merupakan salah satu sebab seseorang akan diazab dalam kuburnya, maka wajib membersihkan diri darinya.

3. Hadist ini menunjukkan bahwa penisbatan kencing pada adzab kubur adalah perkara khususiyyah, sebagaimana dikuatkan oleh hadist yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dan Ibnu Khuzaimiyyah :

"أكثر عذاب القبر من البول" قال ابن حجر: "وهو صحيح الإسناد".

Kebanyakan manusia diadzab kubur itu disebabkan karena (tidak membersihkan diri dari bekas ) kencing Ibnu Hajar berkata : “ Hadist ini sanadnya shahih “

4. Haramnya naminah ( mengadu domba sesame manusia ) karena hal ini termasuk sebab seseorang mendapatkan siksa/adzab kubur

5. Kasih sayang Rasululllah kepada para Sahabatnya ( dan umatnya ) dan semangat beliau dalam menasehati mereka agar terhindar dari bahaya ( siksa )

6. Adanya anjuran menutup aib dan dosa seseorang, karena Rasulullah pun tidak menyebutkan nama dua orang yang disiksa dalam kubur tersebut, mudah-mudahan inilah maskudnya .

7.Tidaklah mereka berdua disiksa dengan sebab melakukan dosa besar, karena meningalkan namimah dan mensucikan diri dari kencing itu bukanlah perkara yang sulit dan menyulitkan, namun besar siksanya, karena hal itu menyebabkan banyak kerusakan.

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 16 hal :35-37 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)

(Sulaiman Abu Syeikha)

Rabu, 22 Oktober 2014

ODOH (171) Larangan Memegaang Kemaluan dgn Tangan Kanan

One Day One Hadist (171)
Larangan Memegaang Kemaluan dgn Tangan Kanan 


 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنْ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ

- Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Hammam dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah dari bapaknya dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanan pada waktu kencing, Janganlah mengusap (membersihkan kotoran) dengan tangan kanan saat buang hajat, dan jangan bernafas di dalam bejana." ( HR. Muslim no 392)

Makna dan Faedah Hadist.

1. Hadist yang mulia ini mencakup tiga perkara dari nasehat dan faedah yang mahal harganya yang mendidik manusia agar menjauhi perkara-perkara yang kotor, berbahaya dan penuh dengan penyakit .

2. Pertama : larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan ketika kencing

3. Kedua : Larangan membersihkan kotoran ketika BAK / BAB dengan tangan kanan

4. Ketiga : Larangan bernafas didalam bejana ( tempat air)ketika minum.

5. Ulama berselisih pendapat apakah larangan tsb hukumnya HARAM atau MAKRUH ?
Ulama Dhahiriyyah berpendapat : haram karena berdasarkan dhahirnya hadist diatas
Jumhur Ulama mengatakan : Makruh, Karena larangan tersebut berbentuk ta’dzib ( utk mendidik)

6. Perintah menjauhi perkara-perkara yang kotor, namun seandainya terpaksa, maka hendaklah mengunakan (memegangnya) dengan tangan kiri.

7. Kemulian dan keutamaan kanan dibandingkan yang kiri

8. Islam menganjurkan umatnya utk Memperhatikan masalah kebersihan secara umum, terlebih. pada masalah makanan dan minuman, karena kotoran itu menyebabkan bahaya bagi kesehatan

9. Betapa tinggi dan mulianya syari’at islam dimana Allah tidak memerintahkan sesuatu melainkan pasi ada manfaatnya, dan tidaklah melarang sesuatu melainkan pasti ada bahaya dan mudharatnya,’

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 15 hal : 34-35 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)  Oleh : SAS. (Sulaiman Abu Syeikha)

Nb: dikarenakan BB Ini dah mulai lemot bisa error dgn tiba2 maka ana akan alihkan BC ODOH dan materi ilmiha ke pin berikut :

2837AECC
(A/n Ibnu Umar Islamic School).

silahkan Invite pin tsb
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (170) Istinja' Dgn Air

One Day One Hadist (170)
Istinja' Dgn Air 


  - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلَاءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وَعَنَزَةً يَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ تَابَعَهُ النَّضْرُ وَشَاذَانُ عَنْ شُعْبَةَ الْعَنَزَةُ عَصًا عَلَيْهِ زُجٌّ

- Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Atha' bin Abu Maimunah ia mendengar Anas bin Malik berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam WC untuk buang hajat, lalu aku dan seorang temanku membawa bejana berisi air dan sebatang kayu (tongkat) untuk beliau gunakan beristinja'. Hadits ini kuatkan oleh An-Nadlr dan Syadzan dari Syu'bah, "Al Anazah adalah tongkat yang ujungnya ada besi. (Hr. Bukhari (148) Idem, Muslim (399), Nasa'i (45)).

Makna Dan Faedah Hadist.

1. Ghulam maknanya anak yg sudah mumayyiz (membedakan baik dan buruk ) hingga mau mencapai umur balligh

2. Anas bin Malik pelayan Rasulullah menjelaskan bahwasannya Rasulullah ketika hendak buang hajat beliau datang dgn anak kecil membawa dan menyiapkan air untuk bersuci dari kotoran.

3. Mengunakan air utk beristinja' (membersikan kotoran ) lebih utama dari pada mengunakan batu, krn air itu lebih membersihkan, boleh juga mengabungkan keduanya, , imam nawawi berkata : " ijma' salaf dan khalaf sepakat dan ahlul fatwa dari ulama seluruh negri bahwa yg palling utama mengunakan. Air dan batu, dimana mengunakan batu terlebih dahulu utk meringankan najisnya, dan mencegah semaksimal mungkin tangan tidak menyentuh kotoran, kemudian baru mengunakan air. Kalau seandainya suduh mencukupi salah satu dari keduanya , maka boleh mengunakan batu saja atau air saja , tapi mengunakan air lebih utama dari pada batu'
'
4. Seorang muslim harus menyiapkan air ketika buang hajat agar tidak perlu lagi berdiri untuk mengambil air yg bisa menyebabkan terkena percikan najis.

5. Penjagaan (para sahabat ) terhadap rasulullah agar tidak ada seorannngpun melihat aurat beliau, krn melihat aurat oranng lain itu hukumnya haram, maka anas menancapkan tongkat yg ada besinya ketanah, kemudian memasang kain sebagai penutup, (dan beginilah seharusnya seorang muslim berusaha menutup auratnya ketika buang hajat, pent.)

6. Bolehnya minta tolong kpd anak kecil (jika mampu).

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 14 hal : 33-34 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan
S

ODOH (169) Hukum BAB / BAK Membelakangi Kiblat Jika Dibalik Dinding

One Day One Hadist (169)
Hukum BAB / BAK Membelakangi Kiblat Jika Dibalik Dinding .


١ - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ عَمِّهِ وَاسِعِ بْنِ حَبَّانَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَقِيتُ عَلَى بَيْتِ أُخْتِي حَفْصَةَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا لِحَاجَتِهِ مُسْتَقْبِلَ الشَّامِ مُسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةِ

. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr al-Abdi telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar dari Muhammad bin Yahya bin Hibban dari pamannya Wasi' bin Habban dari Ibnu Umar dia berkata, "Saya memanjat rumah saudariku, Hafshah. Maka saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk untuk buang hajatnya dalam keadaan menghadap Syam dan membelakangi kiblat." (HR. Muslim (391) Ahmad (4377)

Penjelasan Dan Faedah Hadist.

1. Ibnu umar menyebutkan bahwa suatu hari beliau datang kerumah saudaranya yaitu : Hafsah (istri Nabi) kemudian melihat Nabi buang hajat dgn menghadap ke syam dan membelakangi kiblat.

2. para ulama berselisih pendapat ttg menghadap atau membelakangi kiblat tatkala buang hajat sbb :

*A. Haram mutlak meenghadap / membelakangi kiblat , ini pendapat menurut sekolompook ulama dgn dalil hadist riwayat abu ayyub al anshari (odoh kemarin) mujahid, nakha'i, sufyan ast stauriy, pendapat ini didukung oleh abu hazm (dalam al muhalla) , ibnu taimiyyah dan ibnu qayyim ( dalam zadul ma'ad dan tahdzibus sunnah), ulama ini berhujjah dgn dalil2 yg shahih.

*B. Membolehkan secara mutlaq menghadap kiblat atau membelakang, ini pendapat urwah bin zubair, rabi'ah, dawud adh dhahiri, mereka berdalil dgn hadist ibnu umar ini .

*C. Sekelompok ulama seperti imam malik, imam syaf'ii , Ahmad , ishaq mereka meriwayatakan dr
Abdullah bin umar dan sya'bii berpendapat secara terperinci sbb :
- haram menghadap / membelakangi kiblat jika buang hajat ditempat terbuka tanpa dinding pembatas .
- Boleh jika ditempat / bangunan yang tertutup oleh tembok / pembatas

Syeikh ali bassam berkata : dan inilah (pendapat ke 3 ) yang benar اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ krn menjaama' (mengabungkan) beberapa dalail syar'ii yg shahih dan jelas.

*D. Pendapat ini menguatkan pendapat ke-3 yaitu makruh menghadap/membelakangi kiblat ketika buang hajat dalam ruangan/bangunan tertutup.

Imam shon'anii mengattakan : dua hadist ini ( odoh 168 dan 169) seolah-olah bertentangan tsb harus dijama' (dijadikan satu) dgn hasil (mengatakan) makruh menghadap/membelakangi kiblat ketika buang hajat dalam ruangan/bangunan tertutup, bukan haram waalaupun menyelisihi asal hukum larangan, tetapi pendapat ini mempunyai dalil yg menunjukkan perbuatan Rasulullah yg membolehkan buang hajat menghadap/membelakangi kiblat (jika dlm ruangan tertutup ) inilah pendapat yg benar menurut shon'ani oleh krn itu hilanglah pertentangan yg terdapatt dalam 2 hadist ini.

Berkata syeikh Ali bassam : ' sebaiknya kita berpaling dr arah kiblat ketika buang hajaat walaupun dalam ruangann tertutup krn dikhwatirkan terjerumus dalam larangan tsb.

والله أعلم بالصواب

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 13 hal : 32-33 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)

Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

Kamis, 16 Oktober 2014

ODOH (168) Larangan BAK / BAB menghadap/Membelakangi Kiblat



One Dan One Hadist (168)
Larangan BAK / BAB menghadap/Membelakangi Kiblat 


٠ - حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَيُّوبَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

- Telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari 'Atha' bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendatangi masuk ke dalam WC, maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat dan jangan pula membelakanginya. Tetapi menghadaplah ke timurnya atau ke baratnya." Abu Ayyub berkata, "Ketika kami datang ke Syam, kami dapati WC rumah-rumah di sana dibangun menghadap kiblat. Maka kami alihkan dan kami memohon ampun kepada Allah Ta'ala." Dan dari Az Zuhri dari 'Atha berkata, aku mendengar Abu Ayyub dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti ini." (HR.Bukhari (380) idem: Muslim (388), Abu dawud (8) Tirmidzi (8), Ahmad (7064,22457) Darimi (662,663))

Faedah Hadist. :

1. Dalam hadist ini Rasulullah memberikann tuntunan, adab dan tataa tertib buang hajat (BAK / BAB)

2. Rasulullah melarang menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat krn ka'bah adalah kiblaat shalat dan merupakan tempat yg suci dan mulia, jika terlanjur menghadapnya atau membelakangi segera merubah posisi agar tidak menghadap / membelakangi ka'bah.

3. Sesungguhnya perintah dan larangan pembuat syari'at ( Allah dan RasulNya) itu bersifat umum utk semua umat beliau, ini adalah hukum asalnya, naamun kadang2 bersifat khusus utk sebagian umatnya seperti masalah ini dmana Rasulullah memerintahkan " tetapi menghadaplah ke timur atau kebarat " kpd penduduk madinah ataau yg searah dgnnya yg mana jika menghadap ketimur atau kebarat tidak menghadap kiblat. (Berbeda utk umat islam diinonesia dan sekitarnya harus menghadap ke utara dan selatan agar tdk mengahadap kiblat )

4. Hikmah larangan tsb adalah utk menjaga kemualian dan keagungan ka'bah, keharusan menghormatinyaa disebutkan dalam hadist yg marfu ;

- "إذا أتى أحدكم البراز فليكرم قبلة اللَه عز وجل ولا يستقبل القبلة". حديث مرفوع

Jika salah satu diantara kalian hendak buang hajat makahendaklah memuliakaan kiblat Allah ta'alaaa dan janganlah menghadaap kiblat 

5. Yg dimaksud istighfar disini adalah mengucapkan dalam hati bukan dgn lisan krn dzikir kpd Allah ketika buang hajat / dalam kondisi aauratnya terbuka adalah dilarang.

والله أعلم بالصواب

Dinukilkan dr :Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 12 hal : 31-32 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (167) Sunnahnya Berdoa Ketika Masuk WC

One Day One Hadist (167)
Sunnahnya Berdoa Ketika Masuk WC


  -حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ تَابَعَهُ ابْنُ عَرْعَرَةَ عَنْ شُعْبَةَ وَقَالَ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ إِذَا أَتَى الْخَلَاءَ وَقَالَ مُوسَى عَنْ حَمَّادٍ إِذَا دَخَلَ وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْخُلَ
 
Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib berkata, aku mendengar Anas berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin masuk ke dalam WC, maka beliau berdo'a: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHBA`ITS (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan) '. Dan hadits ini dikuatkan oleh Ibnu 'Ar'arah dari Syu'bah, dan Ghundar berkata dari Syu'bah ia berkata, "Jika mendatangi WC." Dan Musa dari Hammad, "Jika masuk." Dan Sa'id bin Zaid berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz, "Jika mau masuk." (HR. Bukhari (139,5847) idem : muslim (563,4899) Tirmidzi (6), Ibnu majah (294), Ahmad (1150,11545), Darimi (667)

Gharibul Hadist

1.Arti الْخُبُثِ adalah setan laki-laki atau bermakna juga seluruh keburukan dan kejelekan, dan inilah makna yg paling menyeluruh, yaitu berlindung dr segala kejelekan dan juga dr maklhluq yg berbuat jelek

2. Arti. الْخَبَائِثِ adalah: mencakup seluruh keburukan / setan perempuan. Maka orang yg mengucapkan doa ini hendaklah memperhattikannya.

Makna & Faidah Hadist :

1. Anas bin malik memiliki kemuliyaan dan kehormatan krn melayani rasulullah , beliau mengajarkan kepada kita melalui hadist ini tentang tata cara / adab Rasulullah ketika buang hajat.

2. Rasulullah adalah orang yg banyak berharap dan berlindung kpd Allah dan tidak pernah meningalkan dzikir dan minta toolong kpd Allah dalam kondisi apapun.

3. Rasulullah apabila mau masuk ke tempat buang hajat (WC) maka beliau berlindung kpd Allah, dan minta tolong kpd Allah agar menjaganya dari kejelekan diantaranya : dari hal-hal yg najis dan di jaga dr setan yg berupaya sekuat tenaga utk mengoda dan merusak serta menghancurkan kaum muslimin dalam perkara agama dan ibadah mereka .

4. Dianjurkan utk membaca doa ini ketika mau masuk WC utk buang hajat, agar Allah melindunginya dr setan yg mau merusak agama/shalat seroang hamba.

5. Termasuk gangguan setan yaitu : menyebabkan pakaian / badan seseorang terkena najis , yg menyebabkan rusaknya shalat seseorang, krn itu kita disuruh berlindung kpd Allah dr setan / yg demikian itu

6. Wajibnya menjaauhi hal-hal yg najis dan berusaha mengerjakan sebab yg bisa menyelamatkan kita dr najis tsb dan tlh dijelaskan dlm hadist yg shahih bahwasannya tdk berhati2 dr air kencing (najis) termasuk dr sebab2 seseorang akan disiksa dalam kuburnya.

7. Rasulullah saja orang yg maksum dan dilindungi oleh Allah dan dijamin masuk surga merasa khawatir jatuh dalam kejelekan (krn godaan setan) dan orang2 makhluq yg berbuat jelek, maka selayaknya kita lebih takut lagi dr perkara2 tersebut dan berhati2 dalam menjalankan agama ini dan berhati2 dai musuh2 agama.

Dinukilkan dr : Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 11 hal : 30-31 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (166) Larangan BAB/BAK Diair Yg Tenang

One Day One Hadist (166)
Larangan BAB/BAK Diair Yg Tenang


  - حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَبُلْ فِي 
الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ

- Telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dia berkata, ini yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Rasulullah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangalah kamu kencing pada air yang menggenang yang tidak mengalir, kemudian kamu mandi darinya." (HR. Muslim (425) idem Bukhari (232) , Abu Dawud (63), Tirmidzi (63) Nasai (57,58,221, 394) Ahmad (7213,7285).

Dalam riwayat lain :

أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ وَهُوَ جُنُبٌ

Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mandi dalam air yang menggenang (diam), sedang dia dalam keadaan junub." (Hr. Muslim (426) idem Bukhari (232) Abu Dawud (63) Nasai (220,221) dll ))

Faedah Hadist :

1. Rasulullah Melarang BAK pada air yg tergenang dan tidak mengalir, seperti : kolam dsb , terlebih jika buang BAB, baik airnya sedikit atau banyak .

2. Akan tetapi jika airnya mengalir ( seperti parit, sungai , dsb ) maka air yg terkena kotoran tdk najis, dan boleh digunakan utk kebutuhan2 yg banyak selain bersuci dr hadast.

3. Rasulullah Melarang mandi dgn mencelupkan /memasukkan seluruh tubuh kedalam air yg tidak mengalir, apalagi disaat junub , walaupun tdk kencing diair tsb, sebagaimana hadist keedua diatas, adapaun yg disyariatkan adalah mencinduk atau mengambilnya bukan mencelupkan seluruh badan.

4. Boleh mandi dgn memasukkan semua badan atau kencing pada air yg mengalir namun yg paling baik adalah menjauhi hal tsb.

5. Dilarang secara umum menganggu orang lain atau segala sesuatu yg bisa membuat permusuhan.
Semoga bermanfaat

Dinukil dr Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hadist ke : 5 hal : 17-19 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (165) Wajibnya Menyempurnakan Wudhu

One Day One Hadist (165)
Wajibnya Menyempurnakan Wudhu


٠ - حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ وَكَانَ يَمُرُّ بِنَا وَالنَّاسُ يَتَوَضَّئُونَ مِنْ الْمِطْهَرَةِ قَالَ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ فَإِنَّ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنْ النَّارِ

 Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ziyad berkata, "Aku mendengar Abu Hurairah berkata saat dia lewat di hadapan kami, sementara saat itu orang-orang sedang berwudlu, "Sempurnakanlah wudlu kalian! Sesungguhnya Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumit-tumit yang tidak terkena air wudlu akan masuk neraka."
(Hr Bukhari (160) idem : Muslim (353-358) Abu Dawud (89,747) At Thirmidzi (39) Nasai (109,110) ibnu Majah (444-448) Ahmad (6589,6617,6806))


Penjelasan Hadist :

1. Rasulullah memperingatkan agar jangan sampai meremahkan masalah2 wudhu, dan jangan mengurranggi anggota2 wudhu dgn tdk sempurna membasuhnya .

2.Wajibnya menyempurnakan wudhu dgn membasuh anggota wudhu dengan merata (termasuk tumit ketika membasuh kaki), dan tidak boleh adannya celah sedikitpun dari anggota wudhu yang tidak terkena air, hal ini. ditunjukkan hadist diatas dr larangan Rasulullah terhadap tumit yg tdk terkena air dan dalil2 lainnya ttg hal ini.

3. Ancaman yg keras terhadap orang yg meninggalkan celah pada salah satu dr anggota tubuh yg tdk terbasuh /terbasahi air ketika wudhu.

4. Wajibnya membasuh kaki ketika wudhu ( tidak hanya diusap sebagaimana orang2 syi'ah yang hanya mengusap kaki ketika berwudhu dan mereka selalu dan senantias menyelisihi jumhur ulama bahkan menyelisihi hadist shahih tentang ajaran dan perbuatan Rasulullah yg telah beliau ajarkan kpd para sahabatnya , sebagaimana mereka menyelisihi qiyas yg lurus yg menjelaskan bahwa membasuh kedua kaki jauh lebih utama dan lebih bersih dibanding dgn sekedar mengusap dan pendapat inilah yg paling rajih dan benar.

Dinukil dari :
Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hadist ke 3, Hal : 14 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
 SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم

Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (164) Islam Menganjurkan Kebersihan, Kesucian Dan Pola Hidup Sehat

One Day One Hadist (164)
Islam Menganjurkan Kebersihan, Kesucian Dan Pola Hidup Sehat 


- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ ثُمَّ لِيَنْثُرْ وَمَنْ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهَا فِي وَضُوئِهِ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا 
يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
 
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berwudlu hendaklah dengan memasukkan air ke dalam hidung, barangsiapa beristinja' dengan batu hendaklah dengan bilangan ganjil. Dan jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah membasuh kedua telapak tangannya sebelum memasukkannya dalam bejana air wudlunya, sebab salah seorang dari kalian tidak tahu ke mana tangannya bermalam. (HR. Bukhari (157) Idem Muslim (348,352) Abu Dawud (121), Nasai (85), Ahmad (6999,7140,745) Malik (30)).

Penjelasan Hadist : 

1. Disyariatkannya memasukkan Air Kedalam hidup (istinsyak) dan mengeluarkannya kembali (istinsar) ketika berwudhu.

2. Sesungguhnya hidung itu termasuk wajah ketika berwudhu berdasarkan hadist ini dan firman Allah Qs Al Maidah : 6.

3. Disyariatkannya menganjilkan batu ketika istijmar (membersihkan BAB / BAK dengan batu ketika tidak ada air pent.) Al Mahdi dlm kitabnya Al muntaqo : membersihkan kotoran dengan jumlah ganjil merupakan sunnah yaitu 3 ataupun lebih.

4. Ibnu hajar berkata : sebagian ulama beristimbat dr hadist ini bahwa pembahasan istinja' itu dikhususkan, yaitu adanya keringanan walaupun masih ada sisa2 kotoran.

5. Disyari'atkan membasuh tangannya ketika bangun dari tidur malam .

6. Wajibnya berwudhu ketika bangun tidur lelap ketika hendak shalat.

7. Dilarang memasukkan tangan kedalam bejana (memegang suatu yg basah/makanan sampai tangannya dicuci 3x.

8. Dhahirnya 'illat (alasan) disyariatkannya mencuci tangan adalah untuk kebersihan dan kesehatan.

Lebih detail lihat :
Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hal : 15-17, hadist ke 4, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (163) Hukum Jilatan Anjing

One Day One Hadist (163)
HUKUM JILATAN ANJING 


٨ - أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي رَزِينٍ وَأَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيُرِقْهُ ثُمَّ لِيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ

Telah mengabarkan kepada kami al-A'masy dari Abu Razin, dan Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seekor anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian, maka hendaklah dia membalik dan mencucinya tujuh kali." (HR. Muslim (418-421) idem, Bukhari (167), Abu Dawud (65) An Nasai (63,64,65,336,337) Ibnu Majah (357,358,360) Ahmad (7043,7286,7348) Malik (60) Darimi (730))

Keterangan Hadist:

1. Jilantan anjing merupakan najis Mugholadhoh ( najis berat ) krn anjing sangat kotor dan menjijikan serta membawa penyakit.

2. Barang apapun yang dijilat anjing maka bekasnya menjadi najis , walaupun bekas najisnya tidak nampak, misal ada mangkok/piring/makanan yg dijilat anjing maka hùkum mangkok/piring/makanan tsb menjadi najis, begitu juga yg disekitar jilatan anjing tsb.

3. Wajib mencuci bejana yg dijilati anjing tsb dgn dicuci sebanyak 7X.

4. Wajib mengunakan salah satu dari 7X basuhan (dalam riwayat lain 8 X basuhan) tersebut dicampur dengan debu atau tanah, boleh digunaakan diawal kali mencuci maupun diakhir kalinya , yg paling afdhol dipertama kalinya agar mudah membersihkan alat tsb.

5. Imam ahmad dan imam syafi'ii berpendapat, jika ada bahan lain yg dpt menngantikan kedudukan debu/tanah (seperti sabun dll dr alat 2 pembersih yg dpt membersihkan ) maka dapat digunakan, bukan hanya debu yg menjadi tujuan, tetapi kebersihan yg menjadi permasalahan.

6. Akan tetapi yg mashur dalam madzhab syafi'ii adalah harus dgn debu / tanah hal ini dikuatkan oleh Ibnu Daqiqul 'ied dgn alasann bahwa : mengunakan debu itu yg ditunjukkan oleh dalil diatas, dan debu merupakan salah satu pembersih atau pencuci.

7. Imam nawawi berkata : menurut pendapat yg shahih tidak bisa sabun atau alat pembersih lainnya menemppati/mengantikan kedudukan debu / tanah.

8. Syeikh Abdullah Ali Bassam mengkomentari : telah nampaka dan jelas sekali tatkala dibahas secara ilmiyah pada zaman modern ini , bahwa tanah/debu dapat menghilangkan najis yg tdk mungkin bisa hilang / lenyap dgn bbersih kecuali dgn debu atau tanah dan ini menunjukkan kemukjizatan Rasuluah.

9. Betappa tinggi dan agungnya Syari'at yg mulia ini , krn memang dr Allah dan sampai kepada kita melalui Rasulullah yg tdk berbicara sedikitpun dr hawa nafsunya melainkan semua yg dikatakan beliau adalah wahyu,

10. Secara tekstual hadist ini bersifat umum bagi seluruh anjing, adapun anjing2 penjaga, dan pemburu yg diperbolehkan oleh syari'at maka terdapat rukhsoh ( keringanan) dikarenakan susahnya. Terus menerus mencucinya .

Rujukan :

:Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hal : 19-21. hadist ke 6, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (162) Disukai Memanjangkan Cahaya Putih (Ghurotul Muhajjalin) Pada Anggota Wudhu

ODOH (162)Disukai Memanjangkan Cahaya Putih (Ghurotul Muhajjalin) Pada Anggota Wudhu



عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ رَأَى أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ حَتَّى كَادَ يَبْلُغُ الْمَنْكِبَيْنِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى رَفَعَ إِلَى السَّاقَيْنِ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَل

Dari Sa'id bin Abu Hilal dari Nu'aim bin Abdullah bahwa dia melihat Abu Hurairah berwudlu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia melakukannya'." (HR. Muslim (363) idem: Bukhari (133), At Thirmidzi (552), Ahmad (8061,8828,10360)). 

Keterangan Hadist :

1. Nabi Muhammad memberikan kabaar gembira pada umatnya bahwasannya nanti pada hari kaiamat Allah akan mengkhususkannya memuliakan dan mengutamakan umat Nabi Muhammad dr pd umat yg lainnya, dengan tanda cahaya putih cemerlang (ghurratul muhajjalin ) pada anggota tubuh bekas wudhu.

2. Cahaya putih itu diraih krn umat islam melakukan ibadah yg mulia yaitu berwudhu yg mereka kerjakan berulang2 dalam rangka mencari keridhoan dan pahala dari Allah Ta'alaa

3. Krn kemulian itu Abu Hurairah perawi hadist berkata : " barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan cahaya putihnya maka hendaklah dia melakukannya, krn sesungguhnya setiap anggota wudhu yg ia panjangkan basuhan wudhunya maka cahaya putih bersihnyapun akan bertambah pula " dan ini adalah ijtihad Abu hurairah krn melihat keutamaan tsb.

4. Namun para ulama berselisih pendapat tentang memanjangan basuhan yg melebihi batasan yg diwajibkann baik itu pada wajah, kedua tangan , maupun kaki ketika berwudhu.

5. Jumhur ulama berpendapat mustahab (disukai) memanjangkan cahaya pputih tersebut berdasarkan dalil / hadist diatas.

6. Adapaun imam malik dari riwwayat Ahmad berpendapat tidak mustahabnya melebihkan tempat dari yang telah diwajibkan , dan pendapat ini yg dipilih syeikhul islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim. Dan Syeikh Abdurrahman Nasir As Sa'dii dgn dalil Rasulullah mencukupkan dgn batasan yg diwajibkan ketika membasuh anggota wudhu , dan tidak ada satuppun sahabat nabi yg menukilkan mereka berpemahaman seperti Abu hurairah diatas.

 (والله أعلم بالصواب )

Lebih detailnya Ikhtilaf ulama tsb bisa merujuk ke kitab :Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1. hadist ke 10, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (161) Sunnahnya Mendahulukan Yang Kanan Dalam Perkara Yang Baik



One Day One Hadist (161)
Sunnahnya Mendahulukan Yang Kanan Dalam Perkara Yang Baik

- أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَشْعَثَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي طُهُورِهِ إِذَا تَطَهَّرَ وَفِي تَرَجُّلِهِ إِذَا تَرَجَّلَ وَفِي انْتِعَالِهِ إِذَا انْتَعَلَ

telah mengabarkan kepada kami Abu al-Ahwash dari Asy'ats dari bapaknya dari Masruq dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah menyukai mendahulukan bagian kanan dalam bersucinya apabila beliau bersuci, dalam menyisir rambutnya apabila beliau menyisir rambut dan dalam memakai sandalnya apabila beliau memakai sandal." (Hr. Muslim (395) idem :Tirmidzi (553), Ibnu Majah (395), Ahmad (24369,24484)

Kesimpulan :

1. Mendahulukan yang kanan dlm perkara2 yg baik merupakan hal yg utama, baik menurut syari'at, akal , maupun kedokteran , Imam Nawawi berkata : kaidah syar'ii yg kekal adalah disukai mendahulukan yg kanan dalam seluruh perkara yg mulia dan berhias diri , sedangkan selain itu disukai mendahulukan yg kiri (seperti: keluar masjid, masuk kamar mandi dsb).

2. Mengunakan yg kiri utk hal2 yg kotor lebih pantas menurut syar'ii dan akal (misal: membersihkaan BAB , BAK dsb) 

3. Syari'at ini datang utk memberikan kemaslahatan, mendidik dan menjaga manusiaa dari hal2 yg memudharatkan.

4.Yg lebih utama mendahulukan yang kanan dari pada yg kiri dalam berwudhu (memakai sandal, menyisir, dsb ) Imam Nawawi berkata: para ulama seepakat. Atas sunnahnya mendahulukan yg kanan dlm berwudhu , siapa yg menyelisihinya maka dia tdk mendapatkan keutamaann tetapi sah wudhunya .
 
(Lihat kitab Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam jld 1. hadist ke 9, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )


Powered by Telkomsel BlackBerry®

ODOH ( 131 ) 7 Wasiat Rasulullah



(One Day One Hadist) 131
TUJUH WASIAT RASULULLAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat pada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata,
أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
“Kekasihku (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:
(1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,
(2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku,
(3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku,
(4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,
(6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan
(7) beliau menasehatiku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”
(HR. Ahmad 5: 159. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih, dan Imam ath Thabari dalam al Mujamul Kabiir II/156 , No. 1649 ). Dishahihkan oleh Syaikh al Alamah al Imam al Muhaddits Muhammad Nashirudin al Albani Rahimahullah dalam Silsilah al Hadits ash Shahihah No. 2166.

Siapakah Abu Dzarr Jundub bin Junadah bin Sakan al Ghifari ?

Beliau adalah salah satu sahabat Rasulullah yg pertama masuk Islam.
Beliau berasal dari kampung Ghifar yg jauh dari Mekkah. Beliau termasuk sahabat yg tidak gentar mendeklarasikan ke islamannya di tengah2 kaum musyirikin Mekkah.
Beliau mulai berkhidmat mendampingi Rasulullah pasca Perang Khandaq.
Hati nya hambar saat Rasulullah wafat , sehingga meninggalkan Madinah menuju Syam.
Beliau wafat thn 23 H di Rabadzah dan dishalatkan oleh Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhuma

ODOH 145 - 145 ( Tata Cara Wudhu )




 (One Day One Hadist)145
Tata Cara  Wudhu Yang Sempurna

أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاة
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab bahwa 'Atha' bin Yazid Al Laitsi telah menceritakan kepadanya, bahwa Humran budak Utsman, telah menceritakan kepadanya, bahwa Utsman bin Affan meminta air untuk berwudlu, kemudian dia

1.membasuh dua tangan sebanyak tiga kali,
2. kemudian berkumur-kumur serta memasuk dan mengeluarkan air dari hidung.
3. Kemudian ia membasuh muka sebanyak tiga kali dan
4. membasuh tangan kanannya hingga ke siku sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh tangan kirinya sama seperti beliau membasuh tangan kanan,
5. kemudian mengusap kepalanya dan membasuh kaki kanan hingga ke mata kaki sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh kaki kiri, sama seperti membasuh kaki kanannya.
Kemudian Utsman berkata, 'Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti cara aku berwudlu.' Kemudian dia berkata lagi, 'Aku juga telah mendengar beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil wudlu seperti cara aku berwudlu kemudian dia menunaikan shalat dua rakaat dan tidak berkata-kata antara wudlu dan shalat, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu'." Ibnu Syihab berkata, "Ulama-ulama kami berkata, 'Wudlu ini adalah wudlu yang paling sempurnya yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan shalat." ( Hr, Bukhari (155,159,1798,5953) Muslim (331,332) Abu Dawud (96) Ahmad (393,395, 429,448,453,458) Ad Darimi (690)).



(One Day One Hadist) 146
Rasulullah Mengenal Umatnya Dgn Cahaya Bekas Wudhu ( Ghurrotul Muhajjalin)
قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ وَلَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ قَالَ نَعَمْ لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنْ الْأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوء

Ibnu Abu Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Marwan dari Abu Malik al-Asyja'i Sa'd bin Thariq dari Abu Hazm dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhya telagaku lebih jauh daripada jarak Ailah dengan Adn. Sungguh ia lebih putih daripada salju, dan lebih manis daripada madu yang dicampur susu. Dan sungguh, wadahnya lebih banyak daripada jumlah bintang. Dan sungguh, aku menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang laki-laki menghalau unta manusia dari telaganya." Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah tuan mengenal kami pada waktu itu? ' Beliau menjawab: 'Ya. Aku mengenal. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat selainnya. Kalian muncul padaku dalam keadaan putih bersinar disebabkan bekas air wudlu'." (HR. Muslim (364), Ibnu Majah (3293), Musnad Imam Ahmad (21333))