Kamis, 16 Oktober 2014

ODOH (168) Larangan BAK / BAB menghadap/Membelakangi Kiblat



One Dan One Hadist (168)
Larangan BAK / BAB menghadap/Membelakangi Kiblat 


٠ - حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَيُّوبَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

- Telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari 'Atha' bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendatangi masuk ke dalam WC, maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat dan jangan pula membelakanginya. Tetapi menghadaplah ke timurnya atau ke baratnya." Abu Ayyub berkata, "Ketika kami datang ke Syam, kami dapati WC rumah-rumah di sana dibangun menghadap kiblat. Maka kami alihkan dan kami memohon ampun kepada Allah Ta'ala." Dan dari Az Zuhri dari 'Atha berkata, aku mendengar Abu Ayyub dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti ini." (HR.Bukhari (380) idem: Muslim (388), Abu dawud (8) Tirmidzi (8), Ahmad (7064,22457) Darimi (662,663))

Faedah Hadist. :

1. Dalam hadist ini Rasulullah memberikann tuntunan, adab dan tataa tertib buang hajat (BAK / BAB)

2. Rasulullah melarang menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat krn ka'bah adalah kiblaat shalat dan merupakan tempat yg suci dan mulia, jika terlanjur menghadapnya atau membelakangi segera merubah posisi agar tidak menghadap / membelakangi ka'bah.

3. Sesungguhnya perintah dan larangan pembuat syari'at ( Allah dan RasulNya) itu bersifat umum utk semua umat beliau, ini adalah hukum asalnya, naamun kadang2 bersifat khusus utk sebagian umatnya seperti masalah ini dmana Rasulullah memerintahkan " tetapi menghadaplah ke timur atau kebarat " kpd penduduk madinah ataau yg searah dgnnya yg mana jika menghadap ketimur atau kebarat tidak menghadap kiblat. (Berbeda utk umat islam diinonesia dan sekitarnya harus menghadap ke utara dan selatan agar tdk mengahadap kiblat )

4. Hikmah larangan tsb adalah utk menjaga kemualian dan keagungan ka'bah, keharusan menghormatinyaa disebutkan dalam hadist yg marfu ;

- "إذا أتى أحدكم البراز فليكرم قبلة اللَه عز وجل ولا يستقبل القبلة". حديث مرفوع

Jika salah satu diantara kalian hendak buang hajat makahendaklah memuliakaan kiblat Allah ta'alaaa dan janganlah menghadaap kiblat 

5. Yg dimaksud istighfar disini adalah mengucapkan dalam hati bukan dgn lisan krn dzikir kpd Allah ketika buang hajat / dalam kondisi aauratnya terbuka adalah dilarang.

والله أعلم بالصواب

Dinukilkan dr :Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 12 hal : 31-32 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (167) Sunnahnya Berdoa Ketika Masuk WC

One Day One Hadist (167)
Sunnahnya Berdoa Ketika Masuk WC


  -حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ تَابَعَهُ ابْنُ عَرْعَرَةَ عَنْ شُعْبَةَ وَقَالَ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ إِذَا أَتَى الْخَلَاءَ وَقَالَ مُوسَى عَنْ حَمَّادٍ إِذَا دَخَلَ وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْخُلَ
 
Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib berkata, aku mendengar Anas berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin masuk ke dalam WC, maka beliau berdo'a: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHBA`ITS (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan) '. Dan hadits ini dikuatkan oleh Ibnu 'Ar'arah dari Syu'bah, dan Ghundar berkata dari Syu'bah ia berkata, "Jika mendatangi WC." Dan Musa dari Hammad, "Jika masuk." Dan Sa'id bin Zaid berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz, "Jika mau masuk." (HR. Bukhari (139,5847) idem : muslim (563,4899) Tirmidzi (6), Ibnu majah (294), Ahmad (1150,11545), Darimi (667)

Gharibul Hadist

1.Arti الْخُبُثِ adalah setan laki-laki atau bermakna juga seluruh keburukan dan kejelekan, dan inilah makna yg paling menyeluruh, yaitu berlindung dr segala kejelekan dan juga dr maklhluq yg berbuat jelek

2. Arti. الْخَبَائِثِ adalah: mencakup seluruh keburukan / setan perempuan. Maka orang yg mengucapkan doa ini hendaklah memperhattikannya.

Makna & Faidah Hadist :

1. Anas bin malik memiliki kemuliyaan dan kehormatan krn melayani rasulullah , beliau mengajarkan kepada kita melalui hadist ini tentang tata cara / adab Rasulullah ketika buang hajat.

2. Rasulullah adalah orang yg banyak berharap dan berlindung kpd Allah dan tidak pernah meningalkan dzikir dan minta toolong kpd Allah dalam kondisi apapun.

3. Rasulullah apabila mau masuk ke tempat buang hajat (WC) maka beliau berlindung kpd Allah, dan minta tolong kpd Allah agar menjaganya dari kejelekan diantaranya : dari hal-hal yg najis dan di jaga dr setan yg berupaya sekuat tenaga utk mengoda dan merusak serta menghancurkan kaum muslimin dalam perkara agama dan ibadah mereka .

4. Dianjurkan utk membaca doa ini ketika mau masuk WC utk buang hajat, agar Allah melindunginya dr setan yg mau merusak agama/shalat seroang hamba.

5. Termasuk gangguan setan yaitu : menyebabkan pakaian / badan seseorang terkena najis , yg menyebabkan rusaknya shalat seseorang, krn itu kita disuruh berlindung kpd Allah dr setan / yg demikian itu

6. Wajibnya menjaauhi hal-hal yg najis dan berusaha mengerjakan sebab yg bisa menyelamatkan kita dr najis tsb dan tlh dijelaskan dlm hadist yg shahih bahwasannya tdk berhati2 dr air kencing (najis) termasuk dr sebab2 seseorang akan disiksa dalam kuburnya.

7. Rasulullah saja orang yg maksum dan dilindungi oleh Allah dan dijamin masuk surga merasa khawatir jatuh dalam kejelekan (krn godaan setan) dan orang2 makhluq yg berbuat jelek, maka selayaknya kita lebih takut lagi dr perkara2 tersebut dan berhati2 dalam menjalankan agama ini dan berhati2 dai musuh2 agama.

Dinukilkan dr : Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 11 hal : 30-31 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (166) Larangan BAB/BAK Diair Yg Tenang

One Day One Hadist (166)
Larangan BAB/BAK Diair Yg Tenang


  - حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَبُلْ فِي 
الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ

- Telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dia berkata, ini yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Rasulullah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangalah kamu kencing pada air yang menggenang yang tidak mengalir, kemudian kamu mandi darinya." (HR. Muslim (425) idem Bukhari (232) , Abu Dawud (63), Tirmidzi (63) Nasai (57,58,221, 394) Ahmad (7213,7285).

Dalam riwayat lain :

أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ وَهُوَ جُنُبٌ

Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mandi dalam air yang menggenang (diam), sedang dia dalam keadaan junub." (Hr. Muslim (426) idem Bukhari (232) Abu Dawud (63) Nasai (220,221) dll ))

Faedah Hadist :

1. Rasulullah Melarang BAK pada air yg tergenang dan tidak mengalir, seperti : kolam dsb , terlebih jika buang BAB, baik airnya sedikit atau banyak .

2. Akan tetapi jika airnya mengalir ( seperti parit, sungai , dsb ) maka air yg terkena kotoran tdk najis, dan boleh digunakan utk kebutuhan2 yg banyak selain bersuci dr hadast.

3. Rasulullah Melarang mandi dgn mencelupkan /memasukkan seluruh tubuh kedalam air yg tidak mengalir, apalagi disaat junub , walaupun tdk kencing diair tsb, sebagaimana hadist keedua diatas, adapaun yg disyariatkan adalah mencinduk atau mengambilnya bukan mencelupkan seluruh badan.

4. Boleh mandi dgn memasukkan semua badan atau kencing pada air yg mengalir namun yg paling baik adalah menjauhi hal tsb.

5. Dilarang secara umum menganggu orang lain atau segala sesuatu yg bisa membuat permusuhan.
Semoga bermanfaat

Dinukil dr Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hadist ke : 5 hal : 17-19 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (165) Wajibnya Menyempurnakan Wudhu

One Day One Hadist (165)
Wajibnya Menyempurnakan Wudhu


٠ - حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ وَكَانَ يَمُرُّ بِنَا وَالنَّاسُ يَتَوَضَّئُونَ مِنْ الْمِطْهَرَةِ قَالَ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ فَإِنَّ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنْ النَّارِ

 Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ziyad berkata, "Aku mendengar Abu Hurairah berkata saat dia lewat di hadapan kami, sementara saat itu orang-orang sedang berwudlu, "Sempurnakanlah wudlu kalian! Sesungguhnya Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumit-tumit yang tidak terkena air wudlu akan masuk neraka."
(Hr Bukhari (160) idem : Muslim (353-358) Abu Dawud (89,747) At Thirmidzi (39) Nasai (109,110) ibnu Majah (444-448) Ahmad (6589,6617,6806))


Penjelasan Hadist :

1. Rasulullah memperingatkan agar jangan sampai meremahkan masalah2 wudhu, dan jangan mengurranggi anggota2 wudhu dgn tdk sempurna membasuhnya .

2.Wajibnya menyempurnakan wudhu dgn membasuh anggota wudhu dengan merata (termasuk tumit ketika membasuh kaki), dan tidak boleh adannya celah sedikitpun dari anggota wudhu yang tidak terkena air, hal ini. ditunjukkan hadist diatas dr larangan Rasulullah terhadap tumit yg tdk terkena air dan dalil2 lainnya ttg hal ini.

3. Ancaman yg keras terhadap orang yg meninggalkan celah pada salah satu dr anggota tubuh yg tdk terbasuh /terbasahi air ketika wudhu.

4. Wajibnya membasuh kaki ketika wudhu ( tidak hanya diusap sebagaimana orang2 syi'ah yang hanya mengusap kaki ketika berwudhu dan mereka selalu dan senantias menyelisihi jumhur ulama bahkan menyelisihi hadist shahih tentang ajaran dan perbuatan Rasulullah yg telah beliau ajarkan kpd para sahabatnya , sebagaimana mereka menyelisihi qiyas yg lurus yg menjelaskan bahwa membasuh kedua kaki jauh lebih utama dan lebih bersih dibanding dgn sekedar mengusap dan pendapat inilah yg paling rajih dan benar.

Dinukil dari :
Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hadist ke 3, Hal : 14 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)
 SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم

Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (164) Islam Menganjurkan Kebersihan, Kesucian Dan Pola Hidup Sehat

One Day One Hadist (164)
Islam Menganjurkan Kebersihan, Kesucian Dan Pola Hidup Sehat 


- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ ثُمَّ لِيَنْثُرْ وَمَنْ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهَا فِي وَضُوئِهِ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا 
يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
 
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berwudlu hendaklah dengan memasukkan air ke dalam hidung, barangsiapa beristinja' dengan batu hendaklah dengan bilangan ganjil. Dan jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah membasuh kedua telapak tangannya sebelum memasukkannya dalam bejana air wudlunya, sebab salah seorang dari kalian tidak tahu ke mana tangannya bermalam. (HR. Bukhari (157) Idem Muslim (348,352) Abu Dawud (121), Nasai (85), Ahmad (6999,7140,745) Malik (30)).

Penjelasan Hadist : 

1. Disyariatkannya memasukkan Air Kedalam hidup (istinsyak) dan mengeluarkannya kembali (istinsar) ketika berwudhu.

2. Sesungguhnya hidung itu termasuk wajah ketika berwudhu berdasarkan hadist ini dan firman Allah Qs Al Maidah : 6.

3. Disyariatkannya menganjilkan batu ketika istijmar (membersihkan BAB / BAK dengan batu ketika tidak ada air pent.) Al Mahdi dlm kitabnya Al muntaqo : membersihkan kotoran dengan jumlah ganjil merupakan sunnah yaitu 3 ataupun lebih.

4. Ibnu hajar berkata : sebagian ulama beristimbat dr hadist ini bahwa pembahasan istinja' itu dikhususkan, yaitu adanya keringanan walaupun masih ada sisa2 kotoran.

5. Disyari'atkan membasuh tangannya ketika bangun dari tidur malam .

6. Wajibnya berwudhu ketika bangun tidur lelap ketika hendak shalat.

7. Dilarang memasukkan tangan kedalam bejana (memegang suatu yg basah/makanan sampai tangannya dicuci 3x.

8. Dhahirnya 'illat (alasan) disyariatkannya mencuci tangan adalah untuk kebersihan dan kesehatan.

Lebih detail lihat :
Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hal : 15-17, hadist ke 4, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (163) Hukum Jilatan Anjing

One Day One Hadist (163)
HUKUM JILATAN ANJING 


٨ - أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي رَزِينٍ وَأَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيُرِقْهُ ثُمَّ لِيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ

Telah mengabarkan kepada kami al-A'masy dari Abu Razin, dan Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seekor anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian, maka hendaklah dia membalik dan mencucinya tujuh kali." (HR. Muslim (418-421) idem, Bukhari (167), Abu Dawud (65) An Nasai (63,64,65,336,337) Ibnu Majah (357,358,360) Ahmad (7043,7286,7348) Malik (60) Darimi (730))

Keterangan Hadist:

1. Jilantan anjing merupakan najis Mugholadhoh ( najis berat ) krn anjing sangat kotor dan menjijikan serta membawa penyakit.

2. Barang apapun yang dijilat anjing maka bekasnya menjadi najis , walaupun bekas najisnya tidak nampak, misal ada mangkok/piring/makanan yg dijilat anjing maka hùkum mangkok/piring/makanan tsb menjadi najis, begitu juga yg disekitar jilatan anjing tsb.

3. Wajib mencuci bejana yg dijilati anjing tsb dgn dicuci sebanyak 7X.

4. Wajib mengunakan salah satu dari 7X basuhan (dalam riwayat lain 8 X basuhan) tersebut dicampur dengan debu atau tanah, boleh digunaakan diawal kali mencuci maupun diakhir kalinya , yg paling afdhol dipertama kalinya agar mudah membersihkan alat tsb.

5. Imam ahmad dan imam syafi'ii berpendapat, jika ada bahan lain yg dpt menngantikan kedudukan debu/tanah (seperti sabun dll dr alat 2 pembersih yg dpt membersihkan ) maka dapat digunakan, bukan hanya debu yg menjadi tujuan, tetapi kebersihan yg menjadi permasalahan.

6. Akan tetapi yg mashur dalam madzhab syafi'ii adalah harus dgn debu / tanah hal ini dikuatkan oleh Ibnu Daqiqul 'ied dgn alasann bahwa : mengunakan debu itu yg ditunjukkan oleh dalil diatas, dan debu merupakan salah satu pembersih atau pencuci.

7. Imam nawawi berkata : menurut pendapat yg shahih tidak bisa sabun atau alat pembersih lainnya menemppati/mengantikan kedudukan debu / tanah.

8. Syeikh Abdullah Ali Bassam mengkomentari : telah nampaka dan jelas sekali tatkala dibahas secara ilmiyah pada zaman modern ini , bahwa tanah/debu dapat menghilangkan najis yg tdk mungkin bisa hilang / lenyap dgn bbersih kecuali dgn debu atau tanah dan ini menunjukkan kemukjizatan Rasuluah.

9. Betappa tinggi dan agungnya Syari'at yg mulia ini , krn memang dr Allah dan sampai kepada kita melalui Rasulullah yg tdk berbicara sedikitpun dr hawa nafsunya melainkan semua yg dikatakan beliau adalah wahyu,

10. Secara tekstual hadist ini bersifat umum bagi seluruh anjing, adapun anjing2 penjaga, dan pemburu yg diperbolehkan oleh syari'at maka terdapat rukhsoh ( keringanan) dikarenakan susahnya. Terus menerus mencucinya .

Rujukan :

:Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hal : 19-21. hadist ke 6, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (162) Disukai Memanjangkan Cahaya Putih (Ghurotul Muhajjalin) Pada Anggota Wudhu

ODOH (162)Disukai Memanjangkan Cahaya Putih (Ghurotul Muhajjalin) Pada Anggota Wudhu



عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ رَأَى أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ حَتَّى كَادَ يَبْلُغُ الْمَنْكِبَيْنِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى رَفَعَ إِلَى السَّاقَيْنِ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَل

Dari Sa'id bin Abu Hilal dari Nu'aim bin Abdullah bahwa dia melihat Abu Hurairah berwudlu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia melakukannya'." (HR. Muslim (363) idem: Bukhari (133), At Thirmidzi (552), Ahmad (8061,8828,10360)). 

Keterangan Hadist :

1. Nabi Muhammad memberikan kabaar gembira pada umatnya bahwasannya nanti pada hari kaiamat Allah akan mengkhususkannya memuliakan dan mengutamakan umat Nabi Muhammad dr pd umat yg lainnya, dengan tanda cahaya putih cemerlang (ghurratul muhajjalin ) pada anggota tubuh bekas wudhu.

2. Cahaya putih itu diraih krn umat islam melakukan ibadah yg mulia yaitu berwudhu yg mereka kerjakan berulang2 dalam rangka mencari keridhoan dan pahala dari Allah Ta'alaa

3. Krn kemulian itu Abu Hurairah perawi hadist berkata : " barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan cahaya putihnya maka hendaklah dia melakukannya, krn sesungguhnya setiap anggota wudhu yg ia panjangkan basuhan wudhunya maka cahaya putih bersihnyapun akan bertambah pula " dan ini adalah ijtihad Abu hurairah krn melihat keutamaan tsb.

4. Namun para ulama berselisih pendapat tentang memanjangan basuhan yg melebihi batasan yg diwajibkann baik itu pada wajah, kedua tangan , maupun kaki ketika berwudhu.

5. Jumhur ulama berpendapat mustahab (disukai) memanjangkan cahaya pputih tersebut berdasarkan dalil / hadist diatas.

6. Adapaun imam malik dari riwwayat Ahmad berpendapat tidak mustahabnya melebihkan tempat dari yang telah diwajibkan , dan pendapat ini yg dipilih syeikhul islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim. Dan Syeikh Abdurrahman Nasir As Sa'dii dgn dalil Rasulullah mencukupkan dgn batasan yg diwajibkan ketika membasuh anggota wudhu , dan tidak ada satuppun sahabat nabi yg menukilkan mereka berpemahaman seperti Abu hurairah diatas.

 (والله أعلم بالصواب )

Lebih detailnya Ikhtilaf ulama tsb bisa merujuk ke kitab :Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1. hadist ke 10, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (161) Sunnahnya Mendahulukan Yang Kanan Dalam Perkara Yang Baik



One Day One Hadist (161)
Sunnahnya Mendahulukan Yang Kanan Dalam Perkara Yang Baik

- أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَشْعَثَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي طُهُورِهِ إِذَا تَطَهَّرَ وَفِي تَرَجُّلِهِ إِذَا تَرَجَّلَ وَفِي انْتِعَالِهِ إِذَا انْتَعَلَ

telah mengabarkan kepada kami Abu al-Ahwash dari Asy'ats dari bapaknya dari Masruq dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah menyukai mendahulukan bagian kanan dalam bersucinya apabila beliau bersuci, dalam menyisir rambutnya apabila beliau menyisir rambut dan dalam memakai sandalnya apabila beliau memakai sandal." (Hr. Muslim (395) idem :Tirmidzi (553), Ibnu Majah (395), Ahmad (24369,24484)

Kesimpulan :

1. Mendahulukan yang kanan dlm perkara2 yg baik merupakan hal yg utama, baik menurut syari'at, akal , maupun kedokteran , Imam Nawawi berkata : kaidah syar'ii yg kekal adalah disukai mendahulukan yg kanan dalam seluruh perkara yg mulia dan berhias diri , sedangkan selain itu disukai mendahulukan yg kiri (seperti: keluar masjid, masuk kamar mandi dsb).

2. Mengunakan yg kiri utk hal2 yg kotor lebih pantas menurut syar'ii dan akal (misal: membersihkaan BAB , BAK dsb) 

3. Syari'at ini datang utk memberikan kemaslahatan, mendidik dan menjaga manusiaa dari hal2 yg memudharatkan.

4.Yg lebih utama mendahulukan yang kanan dari pada yg kiri dalam berwudhu (memakai sandal, menyisir, dsb ) Imam Nawawi berkata: para ulama seepakat. Atas sunnahnya mendahulukan yg kanan dlm berwudhu , siapa yg menyelisihinya maka dia tdk mendapatkan keutamaann tetapi sah wudhunya .
 
(Lihat kitab Taisiril Alam syarah 'umdatul ahkam jld 1. hadist ke 9, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )


Powered by Telkomsel BlackBerry®

ODOH ( 131 ) 7 Wasiat Rasulullah



(One Day One Hadist) 131
TUJUH WASIAT RASULULLAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat pada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata,
أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
“Kekasihku (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:
(1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,
(2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku,
(3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku,
(4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,
(6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan
(7) beliau menasehatiku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”
(HR. Ahmad 5: 159. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih, dan Imam ath Thabari dalam al Mujamul Kabiir II/156 , No. 1649 ). Dishahihkan oleh Syaikh al Alamah al Imam al Muhaddits Muhammad Nashirudin al Albani Rahimahullah dalam Silsilah al Hadits ash Shahihah No. 2166.

Siapakah Abu Dzarr Jundub bin Junadah bin Sakan al Ghifari ?

Beliau adalah salah satu sahabat Rasulullah yg pertama masuk Islam.
Beliau berasal dari kampung Ghifar yg jauh dari Mekkah. Beliau termasuk sahabat yg tidak gentar mendeklarasikan ke islamannya di tengah2 kaum musyirikin Mekkah.
Beliau mulai berkhidmat mendampingi Rasulullah pasca Perang Khandaq.
Hati nya hambar saat Rasulullah wafat , sehingga meninggalkan Madinah menuju Syam.
Beliau wafat thn 23 H di Rabadzah dan dishalatkan oleh Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhuma

ODOH 145 - 145 ( Tata Cara Wudhu )




 (One Day One Hadist)145
Tata Cara  Wudhu Yang Sempurna

أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاة
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab bahwa 'Atha' bin Yazid Al Laitsi telah menceritakan kepadanya, bahwa Humran budak Utsman, telah menceritakan kepadanya, bahwa Utsman bin Affan meminta air untuk berwudlu, kemudian dia

1.membasuh dua tangan sebanyak tiga kali,
2. kemudian berkumur-kumur serta memasuk dan mengeluarkan air dari hidung.
3. Kemudian ia membasuh muka sebanyak tiga kali dan
4. membasuh tangan kanannya hingga ke siku sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh tangan kirinya sama seperti beliau membasuh tangan kanan,
5. kemudian mengusap kepalanya dan membasuh kaki kanan hingga ke mata kaki sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh kaki kiri, sama seperti membasuh kaki kanannya.
Kemudian Utsman berkata, 'Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti cara aku berwudlu.' Kemudian dia berkata lagi, 'Aku juga telah mendengar beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil wudlu seperti cara aku berwudlu kemudian dia menunaikan shalat dua rakaat dan tidak berkata-kata antara wudlu dan shalat, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu'." Ibnu Syihab berkata, "Ulama-ulama kami berkata, 'Wudlu ini adalah wudlu yang paling sempurnya yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan shalat." ( Hr, Bukhari (155,159,1798,5953) Muslim (331,332) Abu Dawud (96) Ahmad (393,395, 429,448,453,458) Ad Darimi (690)).



(One Day One Hadist) 146
Rasulullah Mengenal Umatnya Dgn Cahaya Bekas Wudhu ( Ghurrotul Muhajjalin)
قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ وَلَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ قَالَ نَعَمْ لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنْ الْأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوء

Ibnu Abu Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Marwan dari Abu Malik al-Asyja'i Sa'd bin Thariq dari Abu Hazm dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhya telagaku lebih jauh daripada jarak Ailah dengan Adn. Sungguh ia lebih putih daripada salju, dan lebih manis daripada madu yang dicampur susu. Dan sungguh, wadahnya lebih banyak daripada jumlah bintang. Dan sungguh, aku menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang laki-laki menghalau unta manusia dari telaganya." Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah tuan mengenal kami pada waktu itu? ' Beliau menjawab: 'Ya. Aku mengenal. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat selainnya. Kalian muncul padaku dalam keadaan putih bersinar disebabkan bekas air wudlu'." (HR. Muslim (364), Ibnu Majah (3293), Musnad Imam Ahmad (21333))

ODOH (Kumpulan Hadist Thaharah )



KUMPULAN HADIST BERSUCI / THAHARAH


Alhamdulillah , segala puji bagi Allah Ta’alaa atas karunianya , shalawat serta salams semoga tercurahkan kepada Uswah dan junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam.
Berikut ini merupakan kumpulan hadist-hadist yang sebenarnya merupakan materi yang ana kirimkan harian  kepada kontak BlackBerry melalui Broadcast Masagges yang ana beri judul One Day One Hadist  ( ODOH ) , dimana hadist tersebut ana kirimkan tiap sore hari disela-sela jam istirahat sepulang dari bekerja , kadang hadist tersebut disertai  penjelasan atau kesimpulan hadist yang ana nukilkan dari kitab syarah hadist seperti Syarah Shahih Muslim nya Imam Nawawi, Fathul Bari’ Syarah Shahih Bukhari karya Ibnu Hajar, dan Taisirul “alam Syarah Umdatul Ahkam Karya Syeikh Abdullah Ali Bassam,  dan kadang kala pula tidak disertai penjelasan/ kesimpulan hadist tersebut dikarenakan adanya urusan lain, bahkan kadang libur beberapa hari krn safar atau factor lainnya .
Awalnya tiada niat untuk mengumpulkan dalam satu postingan , namun dikarenakan adanya permintaan dari beberapa kontak BB yang ingin menyimpanya atau mereka ketinggalan materi ODOH karena BB-nya error, maka dengan Bismillah mulai ana kumpulkan dalam satu postingan walaupun tidak berurutan dan sudah banyak  karena ODOH Sudah lebih dari 100 hadist namun tiada kata terlambat untuk mengumpulkan hadist – hadist tersebut 

Islam Mengajarkan Kesucian Dan Kebersihan

 أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَلْمَانَ قَالَ قِيلَ لَهُ قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ قَالَ فَقَالَ أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْم


 Telah mengabarkan kepada kami Abu Muawiyah dari al-A'masy dari Ibrahim dari Abdurrahman bin Yazid dari Salman dia berkata, "Ditanyakan kepadanya, '(Apakah) Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu hingga adab beristinja? ' 'Abdurrahman berkata, "Salman menjawab, 'Ya. Sungguh dia telah melarang kami untuk menghadap kiblat saat buang air besar, buang air kecil, beristinja'*  dengan tangan kanan, beristinja' dengan batu kurang dari tiga buah, atau beristinja' dengan kotoran hewan atau tulang'.". ( HR. Muslim (385), Abu Dawud (6), At thirmidzi (16), An Naasai (41), Ahmad (2259,22604) Malik (407))

Keterangan :
*Istinja' adalaah membersihkan kotoran setalah BAK / BAB , jika tidak ada air boleh mengunakan batu, tissu, atau benda kering lainnya dgn bilangan ganjil minimal 3 batu,  akan tetapi tidak boleh mengunakan tulang , kotoran hewan yg sudah kering , krn 2 hal tsb makanan jin .


10 Kesucian / Sunanul Fitrah

عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ زَادَ قُتَيْبَةُ قَالَ وَكِيعٌ انْتِقَاصُ الْمَاءِ يَعْنِي الِاسْتِنْجَاءَ و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ أَبُوهُ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَة


          Dari Thalq bin habib dari Abdullah bin az-zubair dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada sepuluh perkara dari fitrah;

1. mencukur kumis,
2. memanjangkan jenggot,
3. bersiwak,
4. beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung),
5. memotong kuku,
6. bersuci dengan air,
7. mencabut bulu ketiak,
8. Mencukur bulu kemaluan dan
9. Beristinja' dengan air."
Zakariya berkata, Mush'ab berkata, "Dan aku lupa yang kesepuluh, kecuali ia adalah 10. berkumur-kumur." Qutaibah menambahkan, " Waki' berkata, 'Bersuci dengan air maksudnya beristinja'." Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Kuraib telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abu Zaidah dari bapaknya dari Mush'ab bin Syaibah dengan sanad ini, seperti hadits tersebut, hanya saja dia menyebutkan, "Bapaknya berkata, 'Dan saya lupa yang kesepuluh.' (HR. Muslim (384), Abu Dawud (49), At Tirmidzi ((2681), Ibnu Majah (289, 290) Ahmad (290)).


Keutamaan Berwudhu Diwaktu Yg Tidak Disukai

حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ جَمِيعًا عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ ذِكْرُ الرِّبَاطِ وَفِي حَدِيثِ مَالِكٍ ثِنْتَيْنِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ فَذَلِكُمْ الرِّبَاط

Telah menceritakan kepada kami Ismail telah mengabarkan kepada kami Al Ala' dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyempurnakan wudlu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin pent), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath." Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Musa Al Anshari telah menceritakan kepada kami Ma'n telah menceritakan kepada kami Malik. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah semuanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dengan sanad ini. Hanya saja dalam hadits Syu'bah tidak disebutkan, 'ribath'. Sedangkan dalam hadits Malik disebutkan dua kali, 'Itulah ribath, itulah ribath'." (HR. Muslim (369), At Thirmidzi (47), An Nasaii (143), Ibnu Majah (421,768) Ahmad (7404,7654,7678,9269) Malik (348)).

Dosa Berjatuhan Bersama Tetesan Air Wudhu'

أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوْ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنْ الذُّنُوب

Artinya :
telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Wahab dari Malik bin Anas dari Suhail bin Abu Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang muslim atau mukmin berwudlu, lalu membasuh wajahnya, maka keluar dari wajahnya segala kesalahan yang dia lihat dengan kedua matanya bersama turunnya air wudlu, atau bersama akhir dari tetesan air. Apabila dia membasuh kedua tangannya, maka keluar dari kedua tangannya semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama dengan turunnya air, atau akhir dari tetesan air hingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa ( HR. Muslim (182), Sunan Nasai (2,102) Sunan Ibnu Majah (279), Musnad Imam Ahmad (7667), Mawatha' Malik (55,56) Sunan Darimi (712))

Keutamaan Menyempurnakan Wudhu dan Berdoa Setelahnya.

حَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ كَانَتْ عَلَيْنَا رِعَايَةُ الْإِبِلِ فَجَاءَتْ نَوْبَتِي فَرَوَّحْتُهَا بِعَشِيٍّ فَأَدْرَكْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُحَدِّثُ النَّاسَ فَأَدْرَكْتُ مِنْ قَوْلِهِ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ قَالَ فَقُلْتُ مَا أَجْوَدَ هَذِهِ فَإِذَا قَائِلٌ بَيْنَ يَدَيَّ يَقُولُ الَّتِي قَبْلَهَا أَجْوَدُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا عُمَرُ قَالَ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُكَ جِئْتَ آنِفًا قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

 telah menceritakan kepadaku Abu Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir dia berkata, "Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri berbicara kepada manusia. Dan dari sebagian sabdanya yang aku dengar adalah: 'Tidaklah seorang muslim berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian mendirikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali surga wajib diberikan kepadanya." Uqbah berkata, 'Maka aku berkata, 'Alangkah baiknya ini, ' tiba-tiba seorang pembicara di depanku berkata, 'Yang sebelumnya adalah lebih bagus'. Saat aku lihat, ternyata dia adalah Umar.' Uqbah lalu berkata, 'Sesungguhnya aku telah melihatmu datang barusan." Umar lalu menyebutkan, "Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu menyampaikan wudlunya atau menyempurnakan wudlunya kemudian dia berdoa

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه

 Aku  bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki'."  (HR. Muslim 345,lihat juga Sunan Abu Dawud (145,771. 1300)  Sunan Nasai (146)' Musnad Imam  Ahmad ( 167))





Powered by Telkomsel BlackBerry®