Rabu, 25 Februari 2015

ODOH 219 SUNNAHNYA ADAN 2 X DIWAKTU AKHIR MALAM

ODOH 219
SUNNAHNYA ADAN 2 X DIWAKTU AKHIR MALAM

‫‫

عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم  قَالَ: " إِنَّ بِلالا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ . فَكُلُوا حَتى يُؤَذن ابْنُ أم مَكْتُوم".‬‬


Dari Abdullah Bin Umar Dari Rasulullah shalallahu 'alahi wasallam beliau bersabda " sesungguhnya bilal itu adzan diwaktu malam, maka hendaklah kalian makan dan minum (sahur ) sampai Ibnu Umii Maktum adan.

Makna Dan Faedah Hadist:

1. Dizaman Rasulullah ada 2 muadzin yaitu , bilal bin rabbah dan Abdullah bin ummi maktum, hal ini menunjukkan bolehnya mengambil 2 muadzin dalam satu masjid dan hendaknya masing2 adzan pada waktunya yg sudah ditentukan

2. Bilal adzan sebelum muncul fajar siddiq disaat kaum muslimin  masih tidur sehingga perlu persiapan sebelum masuk fajar, Hal ini menunjukkan bolehnya adzan fajar sebelum masuk waktunya.

3. Bolehnya mengambil seorang yg buta utk menjadi muadzin  dan mengikutinya krn sesungguhnya Abdullah bin ummi maktum adalah seorang sahabat yg buta.

4. Didalam hadist ini terdapat sunnahnya mengingatkan penduduk negri atau suatu tempat utk melakukan adzan sebelum terbit fajar sehingga mereka melaksanakan syariat itu diatas ilmu (membangunkan kaum muslimin dengan adzan  bukan dengan shalawatan yg keras dan  terus menerus /  membaca Al qur'an disepeker masjid yg justru menganggu kaum muslimin yg sedang qiyamul lail pent. )

5. Menjadikan muadzin yg kedua mengumandangkan adzan ketika terbit fajar siddiq ( masuk waktu subuh)

6. Sunnahnya tidak berhenti makan dan minum ( sahur ) bagi orang yg hendak berpuasa sampai pasti bahwa fajar shadiq telah terbit ( dgn dikumandangkan adzan subuh ), krn Allah berfiman kullu was robbu. (Makan dan minumlah ..dst dan akhir waktu sahur adalah ketika adzan subuh bukan dgn imsaq sebagaiamana kebiasan dinegri in, pent.)

7.Bolehnya beramal dgn khobar ahad ( berita dari satu orang ) apabila orang tsb dikenal stiqoh / dapat dipercaya.

Dinukil dr : Kitab Taisirul 'Alam syarah 'Umdatul Ahkam, Karya Abdullah Shaleh Alu Bassam, Kitabus Sholat Bab Adzan wal Iqomah hadist no 63, Jilid 1, hal : 109, Cet. Maktabah Ar Rossyid Riyadh – KSA

سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه‬
2837AECC / 287302DE

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ‬

Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan
Sent from BlackBerry®

One Day One Hadist ( ODOH 218) SUNNAH MENJAWAB ADZAN KETIKA MENDENGARKAN ADZAN



One Day One Hadist ( ODOH 218)
SUNNAH  MENJAWAB ADZAN KETIKA MENDENGARKAN ADZAN

عَنْ أبي جُحَيْفَةَ وَهْبِ بْنِ عَبْدِ الله السُوَائي قالَ: أتيتُ النَّبيَ صلى الله عليه وسلم وهوَ في قُبّةٍ لَه حَمرَاءَ مِنْ أدَم، قَالَ: فخَرَج بِلالٌ بوَضُوءٍ ، فَمِنْ نَاضِح وَنائِل فَخَرَجَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم  وَعَلَيهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ كَأنّي أنْظرُ إلَى بياضِ سَاقَيهِ، قَالَ: فَتوَضأ وَأذّنَ بِلال. قال: فَجَعَلْتُ أتَتَبَّع فَاهُ ههُنَا ههُنَا، يَقُولُ يَميناً وشِمَالاً. حَي عَلَى الصَّلاةِ، حَيَّ عَلَى الفَلاح. ثُمَّ رُكِزَتْ لَهُ عَنَزَة فَتَقَدَّم وَصَلّى الظهْرَ رَكعَتَينِ. ثُم لم يزَل يُصلي رَكْعَتَين حَتَّى رَجَعَ إلَى المَدِينَةِ.

Dari abu juhaifah wahb bin abdillah as suwa’i ( seorang sahabat nabi yang mulia ) dia berkata aku mendatangi Rasulullah yang berada dalam kemah, dan beliau dalam keadaan membawa tempat air dari kulit yang sudah disamak, Abu Juhaifah berkata ; lalu bilal keluar dengan membawa bejana yang sudah berisi air untuk berwudhu , kemudian bilal mengambil air wudhu yang dipakai oleh Rasulullah untuk mengharapkan berkah, kemudian Rasulullah keluar dengan memakai baju yang berwarna merah, dan saya ( kata Abu Juhaifah) melihat putihnya betis rasulullah,  Abu Juhaifah berkata, maka  Rasulullah   berwudhu disitu dan kemudian bilal Adzan, aku mengikuti apa yang diucapkan oleh bilal dengan menoleh kekanan, dan kekiri, dengan membaca hayaa ‘alash sholah dan hanyya ‘alaal falah, lalu ditancapkan tongkat yang ada besi pada ujungnya kemudian beliau mendekat kepada tongkat tersebut  kemudian shalat dhuhur dua rakaat, rasulullah terus melakukan shalat shalat dua rakaat itu sampa beliau pulang kemadinah

Makna Dan Faedah Hadist :

1.      Disyari’atkannya bagi muadzin menoleh kekanan dan kekiri ketika mengucapkan hayaa ‘alash sholah dan hanyya ‘alaal falah , hikmahnya adalah untuk menyampaikan suara itu kepada orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kiri masjid agar mereka segera datang ke masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah 

2.      Disyaria’tkannya menqoshor (meringkas) sholat yang empat rakaat menjadi dua rakaat ketika dalam safar / bepergian jauh.

3.      Disyariatkannya meletakkan sutroh ( pembatas shalat ) didepan atau di hadapan orang yang shalat ( jika tiadak ada pembatas seperti di tanah lapang , di masjid yg luas dsn ) sebagai batasan dalam shalat dan sutrohnya makmum adalah imam, walaupun dimakkah.

4.      Sangat cintanya para sahabat Nabi kepada Rasulullah sehingga mereka senantiasa mengambil berkah pada bekas-bekas beliau akan tetapi yang demikian itu tidak boleh dilakukan kepada selain Rasulullah seperti ulama, kyai, ustadz dsb, karena amalan ini adalah kekuhususan untuk Rasulullah saja bukan pada yang lainnya maka barang siapa yang mengqiaskan ( menyamakan ) hal tersebut ( mencari berkah ) kepada selain rasulullah maka sungguh dia telah salah jalan dan keliru sekali.

5.      Dalam hadist- hadist shahih  banyak terdapat larangan bagi laki-laki mengunakan baju yang berwarna merah polos sebagaimana yang terdapat dalam Hadits Al Baro’ bin ‘Azib, ia berkata,

نَهَانَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ الْمَيَاثِرِ الْحُمْرِ وَالْقَسِّىِّ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami mengenakan ranjang (yang lembut) yang berwarna merah dan qasiy (pakaian yang bercorak sutera).” (HR. Bukhari no. 5838)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

نُهِيتُ عَنْ الثَّوْبِ الْأَحْمَرِ وَخَاتَمِ الذَّهَبِ وَأَنْ أَقْرَأَ وَأَنَا رَاكِعٌ

Aku dilarang untuk memakai kain yang berwarna merah, memakai cincin emas dan membaca Al-Qur’an saat rukuk.” (HR. An Nasai no. 5266. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Maka bagaimana dengan apa yang telah disebutkan tadi bahwa Rasulullah mengunakan pakaian berwarna merah ?

Ibnu Qoyyim berkata : dalam kitabnya “ Al hadyu an nabawi “ atau “ Zadul ma’ad “ : yang dimaksud kullah hamro’ ( dalam hadist diatas )  bukan merah murni namun merah yang ada garis-garisnya
Saya ( syeikh ali bassam pent.) melihat guru saya ( syeikh Abdurrahman As Sa’diy rahimahullah) memakai pakaian seperti itu untuk menunjukkan kebolehannya 

Namun yang Ahsan menjama’ hadist yang melarang dan membolehkan mengunakan pakaian berwarna merah bagi laki-laki sebagaiaman pendapat Ibnu Qayyim yang menjama’ permasalahan ini, bahwa yang terlarang adalah “ mengunakan pakaian yang berwarna merah murni ( polos ), maka bagaimanakah mengunakan pakaian yang bergaris-garis ? wallahu a’lam bishowab 

Untuk detailnya pembahasan pakaian ini silahkan ruju :
3.       
,و الله أعلم بالصواب
Dinukil dr : Kitab Taisirul 'Alam syarah 'Umdatul Ahkam, Karya Abdullah Shalih Alu Bassam, Kitabus Sholat Bab Adzan wal Iqomah   hadist no 62, Jilid 1, hal : 104- 106, Cet. Maktabah Ar Rossyid Riyadh – KSA

سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه
2837AECC / 287302DE

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan

Sent from BlackBerry®