Kamis, 22 Januari 2015

BERMAKSIYAT KARENA CINTA ...........

BERMAKSIYAT KARENA CINTA ...........

إِذَا أَحْبَبْتَ شَخْصاً فَلَا تَعْصِي اللهَ مِنْ أَجْلِهِ ..
فَقَلْبُ مَنْ أَحْبَبْتَ بِيَدِ مَنْ عَصَيْتَ


Jika kamu mencintai seseorang , janganlah engkau bermaksiyat kepada Allah demi dia
Karena Hatinya orang yang engkau cintai berada di gengaman Dzat Yang Engkau maksiyati
( bisa saja Allah membalikkan hatinya menjadi tidak mencintai mu lagi )

Tanpa kita sadari sering kita bermaskiyat kepada Allah demi orang yang kita cintai ....

• Sang pejabat korupsi demi menyenangkan anak istrinya dengan kemewahan semu .........

• Sang suami bermaksiyat meningalkan shalat demi mencari uang untuk anak dan istri ....

• Sang istri tidak mau memakai jilbal demi menjalankan perintah suami yang melarangnya, atau perintah atasannya tempat bekerja ......

• Dan lain sebagainya ,..........................


HIDUP YANG HAQIQI BELUM KITA JALANI

HIDUP YANG HAQIQI BELUM KITA JALANI .........
.
لتأمل :
وَرد في القرآن الكريم
(يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي)

لحياتي و ليس في حياتي حياتنا لم تبداء
....!
.
Disebutkan dalam Al Qur’an ( Al fajr : 24 ) :
Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini –
.
Dalam ayat ini disebutkan لحياتي ( li hayataatii / untuk hidupku ) bukan في حياتي ( fii hayatii /dalam hidupku) karena sesungguhnya kehidupan kita yang haqiqi belum kita jalani ( krn kehidupan yang haqiqi adalah kehidupan akherat .........
.
Karena itu pertanyakan kepada diri kita : apa yang telah kita persiapkan untuk kehidupan haqiqi kita di akhirat kelak ...
.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ،


“Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat


Mengambil Faedah Dari Pribadi Yang Buruk



 Mengambil Faedah Dari Pribadi Yang Buruk




Sesungguhnya dalam setiap peristiwa yang kita lalui , setiap apa yang telah kita lihat , apakah itu kebaikan atau keburukan ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik , bahkan ketika ketika melihat orang yang berperangai dan bertingkah laku buru pun kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran .
dalam sebuah uangkapan berbahasa arab dikatakan :





كُلُّ إِنْسَانٍ نَافِعٌ حَتَّى الشَّخْصُ السَيِّءُ نَنْتَفِعُ بِهِ فِي ضَرْبِ الْمِثَلِ السَيِّءِ

“Semua manusia memberi manfaat, termasuk pribadi buruk. Kita dapat mengambil manfaat dari pribadi buruk, untuk menjelaskan ini  contoh buruk kepada yang lain agar jangan seperti mereka”.




Sebagaimana pula Allah mengambil permisalah yang indah yang mengambarkan akan kebodohan orang yang menyembah kepada selain-Nya dan agar mereka berfikir sekiranya mereka memiliki akal fikiran , Allah ta’alaa Berfirman :

" يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوب"
Wahai manusia, Telah dibuat suatu perumpamaan, Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah  ( Qs Al Hajj : 73 ) 

سبحان الله العظيم حقا وله في خلقه شؤون 
.
Semoga bermanfaat