Rabu, 22 Oktober 2014

ODOH (171) Larangan Memegaang Kemaluan dgn Tangan Kanan

One Day One Hadist (171)
Larangan Memegaang Kemaluan dgn Tangan Kanan 


 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنْ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ

- Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Hammam dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah dari bapaknya dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanan pada waktu kencing, Janganlah mengusap (membersihkan kotoran) dengan tangan kanan saat buang hajat, dan jangan bernafas di dalam bejana." ( HR. Muslim no 392)

Makna dan Faedah Hadist.

1. Hadist yang mulia ini mencakup tiga perkara dari nasehat dan faedah yang mahal harganya yang mendidik manusia agar menjauhi perkara-perkara yang kotor, berbahaya dan penuh dengan penyakit .

2. Pertama : larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan ketika kencing

3. Kedua : Larangan membersihkan kotoran ketika BAK / BAB dengan tangan kanan

4. Ketiga : Larangan bernafas didalam bejana ( tempat air)ketika minum.

5. Ulama berselisih pendapat apakah larangan tsb hukumnya HARAM atau MAKRUH ?
Ulama Dhahiriyyah berpendapat : haram karena berdasarkan dhahirnya hadist diatas
Jumhur Ulama mengatakan : Makruh, Karena larangan tersebut berbentuk ta’dzib ( utk mendidik)

6. Perintah menjauhi perkara-perkara yang kotor, namun seandainya terpaksa, maka hendaklah mengunakan (memegangnya) dengan tangan kiri.

7. Kemulian dan keutamaan kanan dibandingkan yang kiri

8. Islam menganjurkan umatnya utk Memperhatikan masalah kebersihan secara umum, terlebih. pada masalah makanan dan minuman, karena kotoran itu menyebabkan bahaya bagi kesehatan

9. Betapa tinggi dan mulianya syari’at islam dimana Allah tidak memerintahkan sesuatu melainkan pasi ada manfaatnya, dan tidaklah melarang sesuatu melainkan pasti ada bahaya dan mudharatnya,’

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 15 hal : 34-35 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)  Oleh : SAS. (Sulaiman Abu Syeikha)

Nb: dikarenakan BB Ini dah mulai lemot bisa error dgn tiba2 maka ana akan alihkan BC ODOH dan materi ilmiha ke pin berikut :

2837AECC
(A/n Ibnu Umar Islamic School).

silahkan Invite pin tsb
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan

ODOH (170) Istinja' Dgn Air

One Day One Hadist (170)
Istinja' Dgn Air 


  - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلَاءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وَعَنَزَةً يَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ تَابَعَهُ النَّضْرُ وَشَاذَانُ عَنْ شُعْبَةَ الْعَنَزَةُ عَصًا عَلَيْهِ زُجٌّ

- Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Atha' bin Abu Maimunah ia mendengar Anas bin Malik berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam WC untuk buang hajat, lalu aku dan seorang temanku membawa bejana berisi air dan sebatang kayu (tongkat) untuk beliau gunakan beristinja'. Hadits ini kuatkan oleh An-Nadlr dan Syadzan dari Syu'bah, "Al Anazah adalah tongkat yang ujungnya ada besi. (Hr. Bukhari (148) Idem, Muslim (399), Nasa'i (45)).

Makna Dan Faedah Hadist.

1. Ghulam maknanya anak yg sudah mumayyiz (membedakan baik dan buruk ) hingga mau mencapai umur balligh

2. Anas bin Malik pelayan Rasulullah menjelaskan bahwasannya Rasulullah ketika hendak buang hajat beliau datang dgn anak kecil membawa dan menyiapkan air untuk bersuci dari kotoran.

3. Mengunakan air utk beristinja' (membersikan kotoran ) lebih utama dari pada mengunakan batu, krn air itu lebih membersihkan, boleh juga mengabungkan keduanya, , imam nawawi berkata : " ijma' salaf dan khalaf sepakat dan ahlul fatwa dari ulama seluruh negri bahwa yg palling utama mengunakan. Air dan batu, dimana mengunakan batu terlebih dahulu utk meringankan najisnya, dan mencegah semaksimal mungkin tangan tidak menyentuh kotoran, kemudian baru mengunakan air. Kalau seandainya suduh mencukupi salah satu dari keduanya , maka boleh mengunakan batu saja atau air saja , tapi mengunakan air lebih utama dari pada batu'
'
4. Seorang muslim harus menyiapkan air ketika buang hajat agar tidak perlu lagi berdiri untuk mengambil air yg bisa menyebabkan terkena percikan najis.

5. Penjagaan (para sahabat ) terhadap rasulullah agar tidak ada seorannngpun melihat aurat beliau, krn melihat aurat oranng lain itu hukumnya haram, maka anas menancapkan tongkat yg ada besinya ketanah, kemudian memasang kain sebagai penutup, (dan beginilah seharusnya seorang muslim berusaha menutup auratnya ketika buang hajat, pent.)

6. Bolehnya minta tolong kpd anak kecil (jika mampu).

والله أعلم بالصواب 

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 14 hal : 33-34 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh, KSA 1420 H)
Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan
S

ODOH (169) Hukum BAB / BAK Membelakangi Kiblat Jika Dibalik Dinding

One Day One Hadist (169)
Hukum BAB / BAK Membelakangi Kiblat Jika Dibalik Dinding .


١ - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ عَمِّهِ وَاسِعِ بْنِ حَبَّانَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَقِيتُ عَلَى بَيْتِ أُخْتِي حَفْصَةَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا لِحَاجَتِهِ مُسْتَقْبِلَ الشَّامِ مُسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةِ

. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr al-Abdi telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar dari Muhammad bin Yahya bin Hibban dari pamannya Wasi' bin Habban dari Ibnu Umar dia berkata, "Saya memanjat rumah saudariku, Hafshah. Maka saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk untuk buang hajatnya dalam keadaan menghadap Syam dan membelakangi kiblat." (HR. Muslim (391) Ahmad (4377)

Penjelasan Dan Faedah Hadist.

1. Ibnu umar menyebutkan bahwa suatu hari beliau datang kerumah saudaranya yaitu : Hafsah (istri Nabi) kemudian melihat Nabi buang hajat dgn menghadap ke syam dan membelakangi kiblat.

2. para ulama berselisih pendapat ttg menghadap atau membelakangi kiblat tatkala buang hajat sbb :

*A. Haram mutlak meenghadap / membelakangi kiblat , ini pendapat menurut sekolompook ulama dgn dalil hadist riwayat abu ayyub al anshari (odoh kemarin) mujahid, nakha'i, sufyan ast stauriy, pendapat ini didukung oleh abu hazm (dalam al muhalla) , ibnu taimiyyah dan ibnu qayyim ( dalam zadul ma'ad dan tahdzibus sunnah), ulama ini berhujjah dgn dalil2 yg shahih.

*B. Membolehkan secara mutlaq menghadap kiblat atau membelakang, ini pendapat urwah bin zubair, rabi'ah, dawud adh dhahiri, mereka berdalil dgn hadist ibnu umar ini .

*C. Sekelompok ulama seperti imam malik, imam syaf'ii , Ahmad , ishaq mereka meriwayatakan dr
Abdullah bin umar dan sya'bii berpendapat secara terperinci sbb :
- haram menghadap / membelakangi kiblat jika buang hajat ditempat terbuka tanpa dinding pembatas .
- Boleh jika ditempat / bangunan yang tertutup oleh tembok / pembatas

Syeikh ali bassam berkata : dan inilah (pendapat ke 3 ) yang benar اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ krn menjaama' (mengabungkan) beberapa dalail syar'ii yg shahih dan jelas.

*D. Pendapat ini menguatkan pendapat ke-3 yaitu makruh menghadap/membelakangi kiblat ketika buang hajat dalam ruangan/bangunan tertutup.

Imam shon'anii mengattakan : dua hadist ini ( odoh 168 dan 169) seolah-olah bertentangan tsb harus dijama' (dijadikan satu) dgn hasil (mengatakan) makruh menghadap/membelakangi kiblat ketika buang hajat dalam ruangan/bangunan tertutup, bukan haram waalaupun menyelisihi asal hukum larangan, tetapi pendapat ini mempunyai dalil yg menunjukkan perbuatan Rasulullah yg membolehkan buang hajat menghadap/membelakangi kiblat (jika dlm ruangan tertutup ) inilah pendapat yg benar menurut shon'ani oleh krn itu hilanglah pertentangan yg terdapatt dalam 2 hadist ini.

Berkata syeikh Ali bassam : ' sebaiknya kita berpaling dr arah kiblat ketika buang hajaat walaupun dalam ruangann tertutup krn dikhwatirkan terjerumus dalam larangan tsb.

والله أعلم بالصواب

Dinukilkan dr :Kitab Taisiril Alam Syarah 'Umdatul Ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1,Bab dukhulul kholak wal istithobah hadist ke 13 hal : 32-33 Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H)

Oleh : SAS : 287302DE
(Sulaiman Abu Syeikha)

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan