Selasa, 12 Agustus 2014

Menyambung Tali Silaturahim Yang Terputus

MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM YANG TERPUTUS

Makna silaturahim secara bahasa adalah dari lafadz rahmah yang berarti lembut dan kasih sayang.

Abu Ishak berkata: "Dikatakan paling dekat rahimnya adalah orang yang paling dekat kasih sayangnya dan paling dekat hubungan kekerabatannya". [Lihat Lisanul Arab (5/174) bab Dzal wa Ra’.]

Imam Al Allamah Ar Raghib Al Asfahani berkata bahwa Ar Rahim berasal dari rahmah yang berarti lembut yang memberi konsekwensi berbuat baik kepada orang yang disayangi.[ Lihat Mufradatul Qur'an Hal (346)]

Karena itu , Ayuhal ikhwah wal akhwat Hiasilah hubungan dengan kerabatmu untuk mencari ridha Allah. Dengan bersilaturahim, keberkahan umur dan rizki akan diraih dan derajat mulia akan tercapai di sisi Allah. Ketauhilah, silaturahim dengan sanak kerabat dan famili merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah.

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

"Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahim".[ Lihat sahih Abu Daud (1486), sahih Adabul Mufrad (56) Sahih Muslim bab Al Birru Wassilah hadits ke 20.]

Silaturrahim yang hakiki bukanlah menyambung hubungan baik terhadap orang-orang yang telah berbuat baik terhadap kita. Namun, silaturrahim yang sebenarnya ialah menyambung hubungan dengan orang-orang yang telah memutuskan tali silaturahim dengan kita.

Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلَ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

"Sesungguhnya bukanlah orang yang menyambung silaturahim adalah orang yang membalas kebaikan, namun orang yang menyambung silaturahim adalah orang yang menyambung hubungan dengan orang yang telah memutuskan silaturahmi". [ Lihat SahihAdabul Mufrad (68) bab laisal wasil bil mukafi’]

Krn orang yg memutuskan tali silaturrahim akan masuk kedalam neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadist :

Dari Jubair bin Muth’im bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ


"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kerabat.".[ HR Imam Bukhari dalam sahihnya dalam kitabul Adad bab Istmul Qathi’ (5984), Muslim dalam sahihnya kitabul birry bab Silaturrahim (6467) dan Abu Daud Dalam sunannya (1696)]

Dengan menyambung tali silaturahim dengan orang yang memutuskannya semoga bisa menjadi sebab bagi kita untuk menyelamatkan orang yang diancam neraka sesui hadist diatas .

Diringkas dr tulisan : Ustadz Abu Ahmad Zaenal Abidin
Yang di muat di : http://almanhaj.or.id/

Semoga bermanfaat
أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

Menjadi Orang Yang Pemaaf

BERUSAHA MENJADI ORANG YANG PEMAAF ...

Diantara kita pasti pernah disakiti/menyakiti orang lain, menganggu/diganggu orang lain, bermasalah dengan sanak saudara yang akhirnya tidak bertegur sapa bahkan memutuskan tali persaudaraan, meminta maaf dan mau memaafkan kadang terasa berat apalagi jika egoisme bercokol dalam diri kita dan merasa benar dan tidak mau intropeksi diri .

Padahal mudah memaafkan, penyayang terhadap sesama Muslim dan lapang dada terhadap kesalahan orang lain merupakan amal shaleh yang keutamaannya besar dan sangat dianjurkan dalam Islam. Allah Azza wa Jalla berfirman.

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan perbuatan baik, serta berpisahlah dari orang-orang yang bodoh. [al-A’raf/7:199]

Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. [Ali Imran/3:159]

Bahkan sifat ini termasuk ciri hamba Allah Azza wa Jalla yang bertakwa kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya.

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


(Orang-orang yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali-Imran/3:134]

Semoga kita bisa menjadi orang yang mudah minta maaf ketika berbuat salah kepada sesama , jika kepada kepada Allah dgn bertaubat dan memohon amun dan mudah memaaafkan kesalahan orang lain dan berlapang dada dan suka memberikan udhur kepada sesama saudara kita

Semoga bermanfaat

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

Senin, 11 Agustus 2014

Hanya Satu Jalan Dalam Memahami Agama

HANYA SATU JALAN DALAM MEMAHAMI AGAMA..

لا رجوع إلى الدين إلابالعلم
Tidak mungkin kembali kepada agama islam kecuali dengan ilmu .

ولاقيام للعلم إلابالكتاب والسنة

Dan tidaklah tegak ilmu itu kecuali dengan Al Qur'an dan As Sunnah

ولاسبيل إلى فهم الكتاب والسنة إلا وفق منهج سلف هذه الأمة.

Dan tidak ada jalan (yg benar) untuk memahami (dan mengamalkan) Al Qur'an dan As Sunnah kecuali yang sesui dengan manhaj (metode) generasi salaf dari umat ini (sahabat Nabi, Tabi"in dan Tabi'ut Taabii'in serta Ulama' setelahnya) dalam memahami dan menerapkan agama islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Allah Ta’ala berfirman:

{ وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]

Artinya: “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa’: 115)

Perhatikanlah perkataaan para ulama dan imam berikut ini :

قال الإمام أحمد : " من علم طريق الحق سهل عليه سلوكه , ولا دليل على الطريق إلى الله إلا متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم في أحواله وأقواله وأفعاله" مدارج 2/486, مفتاح دار السعادة (1/165).

Berkata imam Ahmad " barang siapa mempelajari jalan kebenaran maka akan dimudahkan baginya dalam menapakinya , dan tidak ada petunjuk jalan utk menuju Allah kecuali dgn mengikuti Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam segala hal baik dalam keadaan (penampilan), perkataan maupun perbuatan beliau " (madarijus Salikin 2/486, Miftah darus sa'adah 1/165))

قال ابن أبي العز: " والعبادات مبناها على السنة والإتباع لا على الهوى والابتداع " شرح الطحاوية ص/37 وانظر الفتاوى لإبن تيمية (4/170)

Berkata Ibnu Abi Al 'izzi : " dan ibadah dibagun diatas sunnah dan ittiba' (mengikuti tata cara Rasulullah) bukan diatas hawa nafsu dan bid'ah (mengada-ada dan merekayasa) " Syarh Al thohawiyyah hal.37 , dan lihat Al Fatawa Ibnu Taimiyyah (4/170))

قال الشيخ الفاضل بكر أبو زيد:\" أصل كلّ بليّة في العلم من معرضة النص بالرأي, وتقديم الهوى على الشرع " الردود ص/60,37

Berkata As Syeikh Al Fadhil Bakr Abu Zaid " sumber dari segala bencana dalam ilmu adalah krn menpertentangkan nash ( Al Qur'an & As Sunnah) dengan Akal, dan lebih mendahulukan hawa nafsi dari pada syari"at ( Ar. Rudud hal: 37, 60)

قال ابن تيمية : "من فارق الدليل ضلّ السبيل, ولا دليل إلا بما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم " مفتاح دار السعادة (1/85), مدارج (2/361)


Berkata Ibnu Taimiyyah. " Barang siapa berpisah ( meningalkan) dalil ( Al Qur'an dan As sunnah) maka dia akan tersesat jalannya, dan tidak ada dalil kecuali apa yg datang dengannya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. ( Miftah Darus Sa'adah (1/85) Madarijus Saliqin ( 2/361)

فالحمد لله على نعمة الإسلام والسنة.


Segala puji bagi Allah atas nikmat islam dan sunnah nabi

Semoga bermanfaat ..
أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

اُحِبُّكم فِيْ الّلهِ
سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه

Apa Yang Harus Dikerjakan dan diucapkan Setelah melakukan Dosa

ما يقول ويفعل من أذنب ذنبا
Apa Yang Harus Dikerjakan dan diucapkan Setelah melakukan Dosa
-----------------

Sebagaimana manusia, pasti diantara kita pernah bahkan mungkin sering melakukan kesalahan, dosa dan maksiyat kepada Allah, krn tidaklah disebut an naas (manusia) likasrotu nisyanihi ( kecuali krn banyak melakukan kealfaan dan kesalahan ) , namun seorang muslim ketika melakukan kesalahan maka dia akan segera menyesali perbuatan tersebut dan ingin kembali bersih dr dosa dan maksiyat

Lantas apa yg harus kita kerjakan agar dosa maksiyat tersebut diampuni oleh Allah ?

Rosulullah telah memberikan solusi agar Allah mengampuni dosa kita, berikut hadist tsb :

ما من عبد يذنب ذنبا فيحسن الطهور، ثم يقوم فيصلي ركعتين، ثم يستغفر الله إلا غفر الله له وصححه الألباني في صحيح أبي داود، ١/٢٨٣


Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa, kemudian dia bersuci (berwudhu) dengan sebaik-baiknya, dilanjutkan dgn shalat dua rakaat dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah kecuali Allah akan ampuni dosanya . (Hadist Abu Dawud /1283 dan dishahihkan Oleh Al Albany . )

أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه

Aku memohon Ampun kepada Allah yang Maha Agung yg tiada Tuhan yg berhak disembah kecuali Dia Dzat Yg Maha Hidup lagi Berdiri sendiri , dan Aku bertaubat kepada - Nya

semoga Allah menerima semua amal ibadah kita , dan mengampuni semua dosa dan kesalahan kita , Semoga bermanfaat ..

أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم

Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan .