علينا بحسن الظن
HENDAKLAH
KITA SELALU BERBAIK SANGKA
أحس رجل بأن عاملاً فقيراً يمشى خلفه .. فقال الرجل فى نفسه:
Seorang pria merasa bahwa pekerja
miskin berjalan di belakang-nya. Pria itu berkata dalam hatinya:
"هؤلاء الشحاذيين دائماً يلاحقوننا ليطلبوا مزيدا من المال..! "
"هؤلاء الشحاذيين دائماً يلاحقوننا ليطلبوا مزيدا من المال..! "
"Para pengemis selalu mengejar
kita untuk meminta lebih banyak uang...!"
فقال العامل الفقير للرجل: عفواً يا سيدي .. محفظتك سقطت منك ..
فقال العامل الفقير للرجل: عفواً يا سيدي .. محفظتك سقطت منك ..
Katan pekerja miskin kepada
laki-laki itu: Maaf tuan ... Dompet Anda jatuh dari saku anda ..
.
.الحمة
Hikmahnya
:
هل عودت نفسك على حُسن الظن بالاخرين ؟
هل عودت نفسك على حُسن الظن بالاخرين ؟
Apakah Anda membiaasakan diri untuk husnudhon / berbaik sangka kepada orang
lain?
فــ لتحسن الظن وتبدى حُسن النيه الى ان يثبت العكس
Karena itu hendaklah kita selalu
berbaik sangka sehingga niat kita juga menjadi baik jangan sampai kebalikannya
… ( selalu berburuk sangka sehinggaapa
yg terbersit dlm hati kita menjadi jelak
)
Ingatlah
beberapa perkataan salaf berikut ini :
Al-Hasan
al-Bashri berkata,
المؤمن أحسنَ الظنّ بربّه فأحسن العملَ ، وإنّ الفاجر أساءَ
الظنّ بربّه فأساءَ العمل
"Sesungguhnya
seorang mukmin selalu berhusnudzan kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya.
Dan sesungguhnya seorang pendosa berpesangka buruk kepada Tuhannya sehingga ia
berbuat yang buruk." (Diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Zuhd, hal. 402)
Ibnul Qayyim berkata,
وقد تبين الفرق بين حسن الظن والغرور ، وأن حسن الظن إن حمَل
على العمل وحث عليه وساعده وساق إليه : فهو صحيح ، وإن دعا إلى البطالة والانهماك
في المعاصي : فهو غرور ، وحسن الظن هو الرجاء ، فمن
كان رجاؤه جاذباً له على الطاعة زاجراً له عن المعصية : فهو رجاء صحيح ، ومن كانت
بطالته رجاء ورجاؤه بطالة وتفريطاً : فهو المغرور
"Telah
nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun
Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat rindu
padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat: maka
ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang
pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia
pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang kemalasannya adalah raja' dan
meremehkan perintah: maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda: Allah Ta'ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا
ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي
فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ
تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ
إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Aku
sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya
dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan
mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia
mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta,
jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu
depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya
dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar