HAKEKAT PERPISAHAN
Bukanlah perpisahan itu ditinggal oleh sahabat, saudara, sanak keluarga ataupun orang yg terkasih dan tersayang.
Bahkan bukan pula perpisahan itu ketika kematian menjemput salah satu
diantara kita , karena sesungguhnya kita akan bertemu dan berjumpa
diakherat kelak ( jika beriman) ,
Sebagaimana firman Allah,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ
بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ
عَمَلِهِمْ مِنْ شِيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka,
dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. Al-Thuur:
21)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam
Fatawa Nuur 'Alaa al-Darb, "Apabila seseorang masuk surga, apakah ia
akan berjumpa dengan kerabat-kerabatnya? Ya, ia akan berjumpa dengan
kerabat-kerabatnya dan orang-orang yang membuat hatinya senang,
berdasarkan firman Allah, "Dan di dalam surga itu terdapat segala apa
yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di
dalamnya." (QS. Al-Zukhruf: 71
Namun ketahuilah ayuhal ikhwah
wal akhwat. Namun HAKEKAT PERPISAHAN ITU ADALAH JIKA SALAH SATU DIANTARA
KITA MASUK SURGA DAN SANAK SAUDARA YANG LAINNYA MASUK NERAKA , ...
Itulah perpisahan yang haqiqi ...
Semoga kita termasuk orang
yang tidak berpisah dari sanak saudara kita kita kelak dihari kiamat
dan menjadi salah salah satu orang yang didoakan malaikat sebagaimana
Allah kisahkan :
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ
الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ
وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Ya
Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau
janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak
mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ghaafir: 8)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
وَطَلَبُ الْجَنَّةِ وَالِاسْتِعَاذَةِ مِنْ النَّارِ طَرِيقُ أَنْبِيَاءِ
اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَجَمِيعِ أَوْلِيَائِهِ السَّابِقِينَ
الْمُقَرَّبِينَ وَأَصْحَابِ الْيَمِينِ
“Meminta surga dan berlindung
dari siksa neraka adalah jalan hidup para Nabi Allah, utusan Allah,
seluruh wali Allah, ahli surga yang terdepan (as sabiqun al muqorrobun)
dan ahli surga pertengahan (ash-habul yamin).”[Majmu' Al Fatawa,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 10/701, Darul Wafa',cetakan ketiga, 1426
H]
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam
dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. ”
(QS. Al Furqon: 65)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu, agar dimasukkan ke Surga
dan aku berlindung kepadaMu dari Neraka (HR. Abu Dawud dan lihat di
Shahih Ibnu Majah 2/328.)
آمينَ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينَ
Semoga Engkau kabulkan wahai Dzat Yang Maha Mengabulkan permintaan orang2 yang meminta