APAKAH HILAL SELURUH NEGARA KAMU MUSLIMIN ITU CUKUP SATU
?
(FAEDAH TAMBAHAN 0D0H 257 )
Ulama berbeda pendapat mengenai “ Terlihatnya hilal pada
satu negara apakah semua orang diseluruh
dunia wajib berpuasa atau tidak ?
1. Yang mashur dari Imam Ahmad dan para pengikutnya serta
Abu Hanifah menyatakan wajib puasa bagi
seluruh kaum muslimin ( seluruh dunia pent. ) Karena bulan ramadhan telah masuk dan tetap
hukum-hukumnya maka wajib berpuasa.
2. Sebagian ulama lain mengatakan tidak wajib karena masing
masing Negara ada waktu hilalnya sendiri-sendiri, ini
pendapat madzab AL Qashim bin Muhammad , salim bin Abdullah dan ishaq . hal ini
berdasarkan dalil riwayat kuraib yang mengatakan :
قال
قدمت الشام، واستهل رمضان وأنا بالشام، فرأينا الهلال ليلة الجمعة.
ثم قدمت المدينة في آخر الشهر. فسألني ابن عباس، ثم ذكر الهلال فقال: متى رأيتم الهلال؟ فأخبرته.
فقال: لكنا رأيناه ليلة السبت، فلا نزال نصوم حتى نكمل ثلاثين أو نراه.
فقلت: ألا تكتفي برؤية معاوية وصيامه؟.
فقال: لا. "هكذا أمرنا رسول صلى الله عليه وسلم" رواه مسلم
ثم قدمت المدينة في آخر الشهر. فسألني ابن عباس، ثم ذكر الهلال فقال: متى رأيتم الهلال؟ فأخبرته.
فقال: لكنا رأيناه ليلة السبت، فلا نزال نصوم حتى نكمل ثلاثين أو نراه.
فقلت: ألا تكتفي برؤية معاوية وصيامه؟.
فقال: لا. "هكذا أمرنا رسول صلى الله عليه وسلم" رواه مسلم
Saya tiba di syam telah
Nampak hilal Ramadhan ketika saya disana, kami melihat hilal pada malam jum’at
, kemudian saya datang kemadinah pada akhir bulan lalu Ibnu Abbas -radhiyallahu
anhu- bertanya kepada saya kemudian
menyebutkan tentang hilal, “ kapan kalian melihat hilal ? maka aku
memberitahukannya “ ( dimalam jum’at ) , kemudian beliau berkata “ akan tetapi
kami melihatnya dimalam sabtu, maka kami akan berpuasa terus sampai sempurna
tiga puluh hari atau kami ,melihat hilal ( hari raya) maka aku katakan: “
apakah tidak cukup dengan hilal Mu’awiyyah dan puasanya ? Ibnu Abbas menjawab :
tidak , karena Rasulullah memerintahkan kami demikian ( Hr. Muslim )
Dan Imam syafi’i dalam
pendapatnya yang mashur memberikan
perincian sebagai berikut : Apabila
matlaqnya ( posisi terbitnya ) berbeda maka masing-masing kaum menurut
matlaqnya sendiri-sendiri apabila sama matlaqnya maka hukumnya satu dalam
berpuasa dan berhari raya, dan pendapat ini didukung oleh Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah
Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab Bin
Marakisyi dalam kitabnya “ Al Adzbuz Zulal fi mabaahist Ru’yatul Hilal berkata
:”apabila jarak antara dua Negara kurang dari 2226 Km, maka hilalnya satu,
sedangkan kalau jaraknya antara kedua Negara lebih dari itu maka berbeda
hilalnya.
Dari
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pendapat yang kuat sepanjang
pengetahuan ( penulis odoh pent.) dan
telah di jelaskan di kajian-kajian Asatidzah yg selama ini diikuti “ setiap
Negara memiliki matlaq ( terbitnys hilal ) sendiri – sendiri berdasrkan hadist
diatas dan perputaran serta perbedaan waktu antara negara satu dengan yang
lainnya , wallahu a’lam bishowab .
Dinukil dari kitab taisirul ‘alam , karya Syeikh Abdullah
bin abdirrahman Alu bassam , kitab puasa hadist no 175 hal 304-305 cet. Maktabah Rasyid Riyadh KSA.